Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bunga KUR Turun, BRI Tak Cemas NIM Tergerus

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mengestimasi tingkat margin bunga bersih atau net interest margin (NIM) perseroan akan tetap positif kendati bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR) dipangkas menjadi 12% dari sebelumnya 22%.n
Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mengestimasi tingkat margin bunga bersih atau net interest margin (NIM) perseroan akan tetap positif kendati bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR) dipangkas menjadi 12% dari sebelumnya 22%.
 
Asmawi Syam, Direktur Utama BRI, mengatakan margin akan tetap terjaga jika subsidi dari pemerintah bisa menutup bisa operasional BRI. Per Maret 2015, tingkat NIM BRI mencapai 7,57%.
 
"Subsidinya berapa itu belum diputus. Ekspektasinya tidak akan membuat negative margin, saya pastikan enggak," jelasnya selepas acara pemberian sembako untuk warga di Bantar Gebang, Bekasi, Rabu (24/6).
 
Dia menambahkan, bunga yang akan dipatok untuk debitor KUR memang 12%. Namun, BRI sebagai bank pelaksana akan menerima tingkat bunga lebih tinggi karena pemerintah memberikan subsidi.
 
Sebagaimana diketahui, BRI telah ditunjuk oleh pemerintah sebagai satu-satunya bank pelaksana KUR tahun ini dengan target penyaluran kredit sebesar Rp30 triliun. Adapun, jumlah subsidi yang akan disiapkan untuk KUR mencapai Rp1 triliun di mana Rp400 miliar di antaranya telah dianggarkan.
 
Menurut Asmawi, BRI tetap sanggup menyalurkan kredit program dari pemerintah sesuai dengan plafon yang disediakan. Pasalnya, BRI memiliki jaringan unit kerja yang tersebar di seluruh pelosok Nusantara.
 
Per Maret 2015, jaringan kantor BRI mencapai 10.410 titik. Jumlah jaringan ini menurut Asmawi menjadi keunggulan perseroan untuk menyalurkan KUR. Terlebih, BRI sudah mengeluarkan biaya investasi untuk membangun jaringan tersebut sehingga biaya kredit bisa lebih murah.
 
Kendati demikian, pola penyaluran kredit mikro, terutama untuk plafon Rp25 juta membutuhkan tenaga kerja yang banyak sehingga biaya opeasional tetap menjadi komponen biaya kredit yang paling tinggi. "Kalau pemerintah ingin programnya disalurkan via BRI, perhitungan jaringan tidak perlu karena kami sudah investasi di awal," ujarnya.
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rivki Maulana
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper