Bisnis.com, JAKARTA--PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah (Bank Jateng) berencana untuk melantai di bursa dalam jangka waktu 2 hingga 3 tahun ke depan.
Direktur Utama Bank Jateng Supriyatno menuturkan rencana penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) ini bertujuan untuk memupuk modal perseroan dalam rangka naik kelas.
"Kami akan IPO 2 tahun lagi, paling lambat 2018. Kami sedang siapkan dulu," ujarnya saat ditemui Bisnis.com di Jakarta, Selasa (22/9/2015)
Supriyatno menuturkan perseroan saat ini berada pada kelompok bank umum kelompok usaha (BUKU) II dengan modal inti Rp2,71 triliun
Untuk naik menjadi BUKU III atau kelompok bank dengan minimum modal inti senilai Rp5 triliun, perseroan membutuhkan dana sekitar Rp2 triliun.
"Ini yang akan kami kejar melalui IPO nanti," katanya
Adapun untuk jangka pendek, Bank Jateng akan menerbitkan surat utang atau obligasi pada akhir tahun ini guna mempertebal modal inti dan pendanaan ekspansi
Nantinya, obligasi yang diterbitkan berupa obligasi senior untuk meningkatkan pendanaan dan obligasi sub-debtuntuk mempertebal permodalan.
Mantan Direktur Utama BPD DIY ini mengungkapkan nilai keseluruhan obligasi yang akan diterbitkan senilai Rp500 miliar.
Dengan penerbitan surat utang tersebut, Supriyatno menuturkan pihaknya memproyeksi terjadi peningkatan rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR).
Per Juni 2015 CAR Bank Jateng tercatat sebesar 13,06% atau menurun dari angka pada Juni tahun lalu yang sebesar 14,88%.
"Dengan obligasi tersebut, CAR kami bisa meningkat di angka 14%," ujarnya.
Selain dengan aksi korporasi, bank milik Pemerintah Provinsi Jawa Tengah ini juga berharap para pemegang saham dapat menyetor kembali dividen yang dibagikan untuk meningkatkan modal perseroan.
Adapun dari sisi kinerja, berdasarkan publikasi laporan keuangan perseroan sepanjang 6 bulan pertama tahun ini Bank Jateng berhasil mencapai laba sebelum pajak senilai Rp612,65 triliun atau mengalami peningkatan sebesar 15,40% secara tahunan dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai Rp530,86 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
