Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Marak Investasi Bodong, OJK Perkuat Koordinasi

Masih maraknya kasus investasi bodong membuat Otoritas Jasa Keuangan tak tinggal diam. Rencananya, OJK akan menggelar rapat besar bersama dengan Satuan Tugas (Satgas) Waspada Investasi.
Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D. Hadad. /Bisnis.com
Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D. Hadad. /Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Masih maraknya kasus investasi bodong membuat Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tak tinggal diam. OJK akan menggelar rapat besar bersama dengan Satuan Tugas (Satgas) Waspada Investasi.

Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D. Hadad mengatakan pihaknya akan mengundang Kepolisian RI dan Kejaksaan Agung untuk mengupdate perkembangan terbaru dari Satgas Waspada Investasi.

"Jadi saya akan mengundang pak kapolri, pak jaksa agung, terutama untuk mengupdate perkembangan Satgas Waspada Investasi, OJK ingin melaporkan perkembangan investasi ilegal yang berkembang, yang tidak berkurang, walaupun enggak nambah tapi enggak berkurang," ujarnya di Jakarta, Jumat (4/2/2015).

Investasi bodong, lanjutnya, tak hanya mengincar masyarakat Ibukota saja tetapi juga merembet hingga ke daerah sehingga berpotensi merugikan masyarakat. "Ini sudah masuk ke berbagai macam daerah di Indonesia," kata Muliaman.

Oleh karena itu, otoritas di sektor keuangan ini bersama Kepolisian RI dan Kejaksaan Agung akan terus berkolaborasi melakukan pengawasan lebih ketat dan melakukan edukasi, serta sosialisasi mengenai investasi ilegal hingga ke daerah-daerah.

"Kan tidak hanya di tingkat pusat, tim Satgas Waspada Investasi juga ada yang dipimpin OJK daerah, kepolisian daerah, kejaksaan tinggi dan lembaga lainnya yang ada didaerah," ucap Muliaman.

Dia menambahkan rencananya pertemuan dengan satgas hanya pertemuan reguler saja dan tidak ada rencana untuk menerbitkan aturan baru mengenai investasi bodong.

"Saya kira ini pertemuan reguler saja, kebetulan kita semua baru-baru ini, kesempatan untuk mengupdate, polisinya baru dan jaksanya baru, sejak mereka baru belum ada lagi pertemuan," tutur Muliaman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper