Bisnis.com, JAKARTA--Pasca penurunan suku bunga acuan, bank-bank diharapkan merespons dengan penurunan suku bunga kredit.
Direktur Konsumer PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Anggoro Eko Cahyo mengatakan dengan turunnya BI Rate 25 basis poin menjadi 7,25% akan memberi peluang bagi bank untuk menurunkan suku bunga simpanan.
Setelah ada penurunan suku bunga simpanan, bank selanjutnya akan memangkas suku bunga pinjaman.
Namun, waktu dan besaran penurunan suku bunga kredit setiap bank tergantung pada beberapa faktor.
Anggoro menyebutkan faktor-faktor itu, yakni kondisi likuiditas yang terlihat dari posisi pinjaman terhadap simpanan (loan to deposit ratio/LDR), komposisi dana pihak ketiga (DPK), serta target margin bunga bersih (net interest margin/NIM) masing-masing bank.
"Bagi bank yang likuiditas dan porsi dana murahnya bagus, di atas 60% dari total DPK dengan NIM yang cukup baik atau antara 5% hingga 6%, dia berpeluang lebih cepat menurunkan suku bunga kreditnya," ucapnya kepada Bisnis.com, Senin (18/1/2016).
Menurutnya, apabila kondisi tersebut terpenuhi, bank-bank akan memangkas suku bunga pinjamannya berkisar antara 0,25% hingga 0,5%.
Adapun, laporan kinerja keuangan emiten dengan ticker BBNI ini menunjukkan porsi current account saving account (CASA) pada September 2015 sebesar 60,9% dari total penghimpunan dana masyarakat yang senilai Rp349,59 triliun.
NIM perseroan tercatat sebesar 6,50% atau naik 37 basis poin dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar 6,13%.