Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

OJK Yakin Target Literasi dan Inklusi Keuangan Tercapai

Otoritas Jasa Keuangan optimistis pertumbuhan indeks literasi dan inklusi keuangan masyarakat Indonesia dalam tiga tahun terakhir mampu mencapai target yang ditetapkan.
/Bisnis
/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan optimistis pertumbuhan indeks literasi dan inklusi keuangan masyarakat Indonesia dalam tiga tahun terakhir mampu mencapai target yang ditetapkan.

Survei nasional literasi keuangan yang diselenggarakan OJK pada 2013 menunjukkan tingkat literasi sebesar 21,8% dan inklusi 59,7% di sektor jasa keuangan. Melalui Strategi Nasional Literasi Keuangan Indonesia (SNLKI) indeks tersebut diberi target pertumbuhan 2% setiap tahun.

Anggota Dewan Komisioner Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen Kusumaningtuti S. Soetiono menjelaskan pihaknya akan menyelenggarakan survei pada pertengahan 2016 untuk mengetahui data kuantitatif perkembangan indeks literasi.

Dalam SNLKI, survei tersebut dilaksanakan minimal tiga tahun setelah survei terakhir. Menurut dia, survei akan dilaksanakan selama empat bulan sehingga sebelum akhir tahun ini hasilnya dapat diketahui hasilnya.

“Dengan target 2% per tahun, jadi indeks literasi minimal harus 6% pertambahannya sejak 2013. Jadi, mencapai 27,8%,” ujarnya saat ditemui Bisnis, baru-baru ini.

Meski survei belum dilaksanakan, Kusumaningtuti menjelaskan otoritas yakin mampu merealisasikan target pertumbuhan bail bagi indeks literasi maupun inklusi.

OJK, jelasnya, sebenarnya telah melakukan penelitian pendahuluan sebelum survei resmi pada 2016 dengan menggandeng universitas. Riset itu menggunakan data dari 400 responden yang merupakan sampling dari empat kota.

“Hasilnya sudah kami peroleh dan tigkat literasinya memang meningkat. Datanya belum kami rilis, yang bisa saya katakan target tercapai dan indeks literasinya di atas 27,8%. Yang pasti, kami punya ekspektasi untuk melampaui target,” ungkapnya.

Di samping itu, Kusumaningtuti mengatakan pertumbuhan itu bisa dilihat dari meningkatnya pengetahuan masyarkata. Hal itu terindikasi dari berbagai pertanyaan, informasi dan aduan yang masuk ke financial costumer care (FCC/Pusat Pelayanan Konsumen Keuangan Terpadu) milik OJK.

Apalagi, saat ini ada OJK sudah menempatkan SDM khusus untuk melayani edukasi dan perlindungan konsumen di seluruh kantor perwakilan di daerah. Dia menjelaskan pihaknya mengumpulkan data tersebut dalam setahun.

“Bertumbuhnya pertanyaan, permintaan informasi dan komplain atau pengaduan itu pun menunjukkan pertumbuhan pengetahuan.”

Sementara itu, Kusumaningtuti menjelaskan indeks inklusi keuangan atau utilisasi bisa diukur setiap tahunnya melalui pertumbuhan jumlah rekening atau penggunaan produk dan layanan jasa keuangan. Dari data yang ada, ujarnya, peningkatan inklusi keuangan terus terjadi.

Pada 2014 indeks inklusi keuangan diklaim meningkat antara dari 2%-4% dan pada 2015 tumbuh sekitar 4%. Karena itu, pada tahun ini Dewan Komisioner OJK dalam indeks kinerja utama memutuskan indeks inklusi itu minimal meningkat 5%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper