Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Jateng Bagi Dividen 30% Tahun Depan

PT Bank Pembangunan Daerah (BPD) Jawa Tengah atau Bank Jateng memastikan akan membagikan dividen kepada pemegang saham sebesar 30% pada tahun depan sesuai dengan anjuran Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Bisnis.com, SEMARANG—PT Bank Pembangunan Daerah (BPD) Jawa Tengah atau Bank Jateng memastikan akan membagikan dividen kepada pemegang saham sebesar 30% pada tahun depan sesuai dengan anjuran Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Direktur Umum Bank Jateng Radjim mengatakan kepastian pembagian dividen 30% berdasarkan kesepakatan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) 2016, pekan lalu.

Menurutnya, jumlah dividen yang dibagikan pada tahun ini mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya. Dividen yang dibagi kepada pemilik saham tahun ini yakni Rp435,5 miliar atau 53,4% dari dari laba bersih yang diperoleh perseroan diangka Rp816,1 miliar.

Adapun, tahun lalu bank yang memiliki tagline banknya orang Jawa Tengah itu membagikan dividen diangka Rp383 miliar atau 51,6 % dari laba bersih diangka Rp741,8 miliar.

“Tahun ini pembagian dividen belum bisa 30% karena sudah ditargetkan pada pendapatan asli daerah (PAD) atau menyesuaikan politik anggaran. Nah, dalam RUPS 2017 akan disepakati pembagian dividen diangka 30%. Kalaupun tetap di atas itu, kami imbau agar menggunakan pola in-out. Dari total dividen yang masuk, separuhnya akan dikembalikan dalam bentuk penyertaan modal,” ujarnya kepada Bisnis, awal pekan lalu.

Pada kuartal I/2016, Bank Jateng mencatatkan total aset sebesar Rp50,22 triliun. Aset perusahaan mengalami peningkatan hingga 22,68% dibanding 31 Desember 2015 sebesar Rp40,92 triliun.

Pada periode tersebut, perseroan memperoleh laba tahun berjalan setelah pajak sebesar Rp302,01 miliar, naik 27,65% secara tahunan.

Untuk mendorong pertumbuhan capital adequacy ratio (rasio kecukupan modal/CAR) , dia menguraikan dalam waktu dekat ini pihaknya akan merampungkan proses revaluasi aset. Pada pertengahan 2016, jumlah aset diperkirakan akan memperoleh tambahan Rp1,3 triliun.

Perseroan juga berniat untuk mengonversi laba ditahan menjadi modal disetor. Total jumlah laba ditahan diperkirakan sebesar Rp1,5 triliun, setelah ditambah dari hasil kinerja pada tahun lalu. Dengan begitu, CAR perseroan diperkirakan bisa mencapai 20%.

Di sisi lain, Bank Jateng mempertimbangkan untuk melakukan  buyback (pembelian kembali) terhadap obligasi yang telah diterbitkan dengan mempertimbangkan kondisi jumlah kecukupan modal.

Obligasi yang dimaksud adalah Obligasi Subordinasi I senilai Rp500 miliar yang diterbitkan akhir tahun lalu. Kupon obligasi tersebut ditetapkan sebesar 12,25% dengan tenor selama tujuh tahun.

"Untuk sementara ini belum. CAR kita masih 17%. Kalau sudah 20%, baru (buyback). Ada peluang di akhir tahun. Kami selalu menghitung setiap saat," katanya.

Gubernur Jateng Ganjar Pranowo berharap ada perubahan manajemen pada Bank Jateng serta harus terlibat dan berpartisipasi aktif membantu semua persoalan yang ada di Jateng.

Menurutnya, Bank Jateng harus turut menyelesaikan masalah kemiskinan melalui berbagai program, misalnya membantu permodalan bagi para pelaku usaha kecil melalui penyaluran kredit. Selain itu, bank milik pemerintah daerah ini juga harus aktif mengembangkan program bantuan bidang seni budaya, pendidikan dan kesehatan dengan melalui CSR-nya.

Dalam upaya pengentasan kemiskinan, Bank Jateng bersama Pemprov Jateng menawarkan solusi permodalan untuk usaha mikro kecil melalui kredit Mitra Jateng 25, agar pelaku usaha mikro kecil dapat makin tumbuh dan berkembang dengan tambahan modal kredit maksimal Rp25 juta.

Program kredit Mitra Jateng 25 menetapkan plafon maksimal Rp25 juta per debitur dengan suku bunga kredit 7% per tahun efektif atau 0,2% per bulan dengan jangka waktu kredit maksimal 3 tahun.

Di sisi lain, program Mitra Jateng 02 untuk permodalan awal pendirian usaha mikro, kecil, dan menengah dengan dana maksimal Rp2 juta dan bunga 2%.

“Saya minta untuk terus mengembangkan produk dan fitur layanan baru,baik yang dilakukan sendiri maupun pola kerjasama,” ujar Ganjar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper