Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Apindo: Pebisnis Berjanji Pasok Dana Repatriasi Bulan Depan

Kalangan pengusaha menjanjikan dana repatriasi dari kebijakan pengampunan pajak akan masuk pada September 2016.
Uang/Ilustrasi-Antara
Uang/Ilustrasi-Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Kalangan pengusaha menjanjikan dana repatriasi dari kebijakan pengampunan pajak akan masuk pada September 2016.

Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jhonny Darmawan Danusasmita mengatakan kebijakan pengampunan pajak sedang dipahami oleh kalangan pengusaha baik dari sisi prosedural maupun instrumen investasi yang ditawarkan oleh pemerintah. Menurutnya, pekan ketiga September 2016, pengusaha akan mulai berbondong-bondong memulangkan dananya.

Tax amnesty itu bukan untuk jangka pendek, itu untuk jangka panjang. Memperluas basis pajak, kalau semua masuk, tahun depan penerimaan pajak akan bagus,” katanya, Rabu (24/8/2016).

Data dari Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan menunjukkan hingga Rabu (24/8) pukul 17.52 WIB, dana repatriasi yang masuk mencapai Rp1,82 triliun dengan uang tebusan senilai Rp1,16 triliun atau 0,7% dari target Rp165 miliar. Total deklarasi sebesar Rp58,5 triliun dengan dominasi deklarasi dari dalam negeri.

Lebih lanjut, dia meyakini pengampunan pajak akan membuat APBN semakin kredibel karena basis pajak menjadi lebih besar. Di sisi lain, investasi di dalam negeri masih tergantung oleh perekonomian global yang mana mempengaruhi nilai tukar rupiah.

Dia menyatakan pemerintah semakin sadar untuk terus memperbanyak industri agar tidak bergantung pada komoditas di tengah perlambatan ekonomi global. Saat ini, pemerintah mengarahkan pergerakan ekonomi 50% di sektor industri, 30% di komdoitas, dan 20% di sektor lainnya seperti pariwisata.

Pada semester pertama tahun ini, Apindo meyakini industri manufaktur telah tumbuh sekitar 5%. “Sekarang lagi digenjot ke arah sana dengan paket-paket deregulasi, kemudahan izin, daftar negatif investasi juga dibuka. Ini persiapan sudah bagus, tapi ekonomi global sedang ada masalah dan berdampak ke Indonesia,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Veronika Yasinta

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper