Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Holding BUMN Diharapkan Bisa Perlincah Gerak Korporasi Pelat Merah

Rencana pembentukan holding BUMN diharapkan dapat memperlincah gerak korporasi dari BUMN itu sendiri dan tidak terjebak dengan keterhambatan yang kerap ada dalam lingkup birokrasi suatu negara.
Kementerian BUMN
Kementerian BUMN

Bisnis.com, JAKARTA - Rencana pembentukan holding BUMN diharapkan dapat memperlincah gerak korporasi dari BUMN itu sendiri dan tidak terjebak dengan keterhambatan yang kerap ada dalam lingkup birokrasi suatu negara.

"Saya kira (holding BUMN) itu isu yang sangat bagus yang dilakukan oleh pemerintah dengan harapan BUMN kita lebih profesional, dikelola secara lebih korporatif bukan lagi birokratif," kata Anggota Komisi VI DPR RI Eka Sastra dalam rilis di Jakarta, Rabu (26/10/2016).

Menurut Eka Sastra, dengan pembentukan holding tersebut maka diharapkan BUMN bisa bergerak lincah dalam koridor bisnisnya dan tidak terlalu banyak intervensi nonkorporasi yang masuk ke BUMN.

Politisi Partai Golkar itu berpendapat BUMN-BUMN di negara lain saat ini sudah menjadi pemain dunia karena pembentukan superholding yang dianggap mampu menjadi sebuah lembaga dengan korporasi yang lebih bagus dan berpihak pada kepentingan masyarakat.

Sebagaimana diwartakan, keputusan Pemerintah untuk mempercepat pembentukan holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dinilai merupakan langkah tepat dalam meningkatkan kinerja perusahaan milik negara, akumulasi permodalan dan efisiensi memacu daya saing.

"Dengan holding BUMN diharapkan perusahaan memiliki keunggulan. Misalnya Pertamina jadi pemimpin holding BUMN Energi maka Pertamina harus menjadi pemain dunia," kata Pengamat Energi dari Universitas Gajah Mada, Fahmi Radhi di Jakarta, Selasa (25/10/2016).

Saat ini, Menteri BUMN Rini Soemarno sedang berupaya menuntaskan pembentukan enam sektor holding yaitu holding migas, tambang, keuangan, jalan tol, perumahan serta konstruksi.

Tujuan holding tersebut, agar BUMN-BUMN yang kerap merugi bisa dikelola lebih profesional sehingga tidak melulu membebani keuangan negara atau APBN. Meski demikian, kata Fahmi, pembentukan holding harus disertai konsep yang jelas, jangan sampai ada agenda lain yang memberikan keuntungan pihak-pihak tertentu.

Sedang prosesnya harus diawali dengan integrasi atau bisa juga merger antara BUMN sejenis baru kemudian membentuk holding. Fahmi mengakui bahwa holding BUMN Energi adalah yang paling siap diwujudkan, kemudian holding BUMN pangan dan perbankan.

"Penunjukan Pertamina bisa menjadi pilihan pertama karena Pertamina sudah dikenal memiliki reputasi sebagai national oil company yang mewakili Indonesia," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper