Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rencana Normalisasi Moneter, The Fed Desak Kesiapan Bank Sentral Negara Lain

Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) mendesak kesiapan bank sentral negara lain, di tengah rencana normalisasi moneter di AS yang akan berjalan pada tahun ini.
Bank sentral AS The Federal Reserve/Reuters-Larry Downing
Bank sentral AS The Federal Reserve/Reuters-Larry Downing

Bisnis.com, WASHINGTON—Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) mendesak kesiapan bank sentral negara lain, di tengah rencana normalisasi moneter di AS yang akan berjalan pada tahun ini.

Wakil Ketua The Fed Staley Fischer mengatakan, bank sentral di berbagai belahan dunia harus dapat merespon kenaikan suku bunga AS melalu kebijakan tepat. Kebijakan itu diharapkan dapat mengurangi dampak negatif pada perekonomian domestik setiap negara.

“Selama ini banyak perekonomian di negara-negara lain mendapat keuntungan dari pelonggaran moneter AS. Kini saatnya mereka mempersiapkan kebijakannya masing-masing untuk menanggapi pengetatan moneter kami,” ujar Fischer, seperti dikutip dari Bloomberg, Kamis (20/4/2017).

Dia mengakui, kebijakan pengetatan moneter AS akan berdampak pada menguatnya dolar AS terhadap mata uang negara-negara lain. Akibatnya, aliran modal dalam bentuk greenback berpeluang mengarah menuju AS. Di sisi lain, kondisi itu akan mempersulit perusahaan di luar AS, untuk menerbitkan utang dalam bentuk dolar AS.

Namun dia juga berharap agar negara-negara lain tak terlalu khawatir dengan kebijakan moneter The Fed tersebut. Pasalnya, pemulihan ekonomi di sejumlah kawasan seperti Uni Eropa, jepang dan China, dapat meredam kekhawatiran pada apresiasi berlebihan dari dolar AS.

Mantan pejabat senior Dana Moneter Internasional (IMF) itu menyoroti mulai naiknya inflasi dan menyusutnya pengangguran di Uni Eropa. Sementara itu, di Jepang aktivitas ekpor telah meningkat secara pesat, sehingga menjadi bekal bagi negara itu untuk keluar dari periode stagnansi.

Adapun, di China, kekhawatiran akan pelambatan pertumbuhan ekonomi yang akan berlanjut pada tahun ini setidaknya telah mereda. Pasalnya, produk domestik bruto (PDB) Negeri Panda justru mencatatkan hasil di atas ekspektasi pasar pada kuartal I/2017, yakni menembus 6,9%.

“Tanda-tanda positif di sejumlah negara ekonomi dunia di luar AS itu telah menjadi pijakan yang baik bagi perekonomian global, sehingga bisa selaras dengan proses pemulihan di AS,” lanjutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper