Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PT PAL Incar Pesanan Kapal Tempur dari Afrika

Perusahaan galangan kapal milik negara PT PAL Indonesia (Persero) tengah membidik pasar Afrika untuk menggenjot produksi kapal tempur.
Pekerja menyelesaikan pembangunan kapal di galangan PT PAL Indonesia, di Surabaya, Jawa Timur, Jumat (31/3)./Antara-Didik Suhartono
Pekerja menyelesaikan pembangunan kapal di galangan PT PAL Indonesia, di Surabaya, Jawa Timur, Jumat (31/3)./Antara-Didik Suhartono

 

Bisnis.com, JAKARTA -- Perusahaan galangan kapal milik negara PT PAL Indonesia (Persero) tengah membidik pasar Afrika untuk menggenjot produksi kapal tempur.

Direktur Utama PT PAL, Budiman Saleh mengatakan sejumlah negara Afrika kepincut dengan kapal tempur buatan perseroan setelah kapal sealift vessel (SSV) pesanan Filipina diserahterimakan. Beberapa negara yang tertarik untuk membeli kapal tempur buatan PT PAL antara lain Nigeria, Senegal, Gabon, dan Guyana Bissau.

"Kita lihat TNI AL itu pengguna pertama dan menjadi microphone kita [ke negara lain]. Filipina juga pake SSV kita, itu daya tarik buat negara lain," jelasnya di Jakarta, Kamis (13/7/2017).

Sebelumnya, PT PAL telah mengirimkan dua kapal SSV pesanan The Departement of National Defence Armed Forces of The Philippines pada Mei 2016 dan April 2017. Kontrak pembelian dua kapal itu mencapai US$90 juta.

Kapal SSV yang dibuat PT PAL untuk Filipina memilii panjang 123 meter dengan lebar 21,5 meter. Kapal bisa mengangkut 500 pasukan dan 121 penumpang serta 20 tank dan 2 helikopter.

Budiman menerangkan, Niegeria tertarik membeli kapal SSV. Sementara itu, Senegal juga kepincut memesan satu kapal landing platform dock (LPD), dua kapal cepat rudal (KCR) 35 meter dan tiga unit KCR 60 meter. Guyana Bissau dan Gabon juga tertarik memborong dua KCR 60 meter.

Selain dari Afrika, PT PAL juga mengincar kontrak dari TNI dan negara-negara jiran seperti Malaysia dan Filipina. Kontrak pesanan baru menurut Budiman diharapkan bisa menggenjot utilisasi galangan perseroan yang per April 2017 hanya mencapai 15%.

Dia merinci, TNI AL bakal memesan dua unit LPD dan satu unit KCR 60 meter. Sementar itu, Malaysia berniat memesan kapal jenis multirole support ship dengan panjang 163 meter yang bisa mengangkut tiga helikopter sekaligus.

Filipina juga disebut berencana menambah armadana dengan memesan dua kapal SSV dan satu kapal rumah sakit atau hospital ship. "[Kontrak] Ini yang kita kejar, kalau penetrasi pasarnya dilakukan sekarang, baru bisa jadi kontrak di tahun 2018," ujar Budiman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper