Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

EKONOMI AS: Inflasi Agustus Melampaui Perkiraan

Berdasarkan data Departemen Tenaga Kerja AS, indeks harga konsumen (IHK) meningkat 0,4% pada bulan Agustus dibanding bulan sebelumnya (month-on-month/mom). Angka ini lebih tinggi dari perkiraan sebesar 0,3% dan angka bulan sebelumnya yang hanya 0,1%. Dibanding bulan yang sama tahun sebelumnya, IHK naik 1,9%.
Aktivitas manufaktur otomotif di AS./.Bloomberg
Aktivitas manufaktur otomotif di AS./.Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Inflasi AS akhirnya bisa kembali ke jalur untuk mencapai target Federal Reserve, setelah meningkat pada bulan Agustus.

Berdasarkan data Departemen Tenaga Kerja AS, indeks harga konsumen (IHK) meningkat 0,4% pada bulan Agustus dibanding bulan sebelumnya (month-on-month/mom). Angka ini lebih tinggi dari perkiraan sebesar 0,3% dan angka bulan sebelumnya yang hanya 0,1%. Dibanding bulan yang sama tahun sebelumnya, IHK naik 1,9%.

Sementara itu, IHK inti yang tidak termasuk makanan dan energi naik 0,2% dibanding bulan sebelumnya dan 1,7% dibanding bulan yang sama tahun lalu.

Kenaikan IHK inti tersebut mengakhiri penurunan lima bulan berturut-turut sebelumnya, dan dapat menenangkan kekhawatiran bahwa inflasi melambat secara lebih luas, meskipun masih membutuhkan waktu lebih lama untuk menentukan apakah angka positif tersebut dapat dipertahankan.

Harga energi naik paling tinggi sejak Januari dan mungkin mencerminkan beberapa dampak dari Badai Harvey.

Menurut ekonom BLS Steve Reed, data IHK dikumpulkan sepanjang bulan Agustus, dan karena badai terjadi pada akhir Agustus, Biro Statistik Tenaga Kerja memperkirakan sebagian besar data berasal dari sebelum badai.

Para ekonom mengatakan bahwa inflasi dapat tetap meningkat selama beberapa bulan ke depan karena data tersebut secara keseluruhan menggabungkan dampak dari badai Harvey dan Irma.

Perbaikan angka inflasi ini akan membuat Federal Reserve lebih cenderung menaikkan suku bunga pada bulan Desember. Pada pejabat The Fed yang bertemu minggu depan diperkirakan akan mempertahankan suku bunga sambil mengumumkan dimulainya proses bertahap untuk menurunkan neraca keuangan mereka.

“Jika The Fed tidak menaikkan suku bunga pada Desember, kombinasi kenaikan inflasi dan peningkatan tenaga kerja yang kuat akan memaksa bank sentral untuk bertindak pada bulan Maret,” ungkap Ian Shepherdson, kepala ekonom Pantheon Macroeconomics Ltd, seperti dikutip Bloomberg.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper