Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI Menilai Depresiasi Rupiah Tak Perlu Dikhawatirkan

Bisnis.com, JAKARTA--Bank Indonesia menegaskan pelemahan rupiah terhadap dolar AS tidak dipicu oleh kondisi fundamental dalam negeri. Menurut bank sentral, pelemahan tersebut tidak perlu dikhawatirkan mengingat fundamental ekonomi nasional berada dalam kondisi yang cenderung membaik.
Ilustrasi/Bisnis
Ilustrasi/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA--Bank Indonesia menegaskan pelemahan rupiah terhadap dolar AS tidak dipicu oleh kondisi fundamental dalam negeri. Menurut bank sentral, pelemahan tersebut tidak perlu dikhawatirkan mengingat fundamental ekonomi nasional berada dalam kondisi yang cenderung membaik.

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Mirza Adityaswara mengungkapkan penguatan dolar AS bersifat global, bukan hanya terhadap mata uang Garuda. Hal ini disebabkan oleh pernyataan yang agak hawkish dari Janet Yellen dan reformasi pajak (tax reform) Trump yang mendapat dukungan parlemen AS.

Kenyataannya, beberapa mata uang regional seperti renminbi dan yen juga ikut melemah dalam 5 hari terakhir sejak FOMC meeting the Fed. Menurut Mirza, pelemahan juga disebabkan oleh faktor geopolitik yang terjadi di Korea Utara.

"Bank Indonesia selalu berada di pasar melakukan intervensi untuk menjaga pasar. Jangan khawatir karena fundamental ekonomi Indonesia justru membaik," ujar Mirza saat dihubungi Bisnis, Kamis (28/9/2017).

Perbaikan fundamental ekonomi tersebut, lanjutnya, tercermin dari proyeksi inflasi pada 2017 yang lebih rendah dari perkiraan awal atau tepatnya berada di bawah 4%. "[Selain itu] Real interest rate Indonesia masih positif," tegas Mirza.

Sementara itu, BI melihat neraca pembayaran Indonesia (balance of payment / BOP) diproyeksikan meningkat lebih tinggi dari perkiraan di mana nilainya mengalami revisi ke atas dari surplus US$9 miliar menjadi surplus US$11 miliar.

Yang terpenting, dia menuturkan data pendukung proyeksi ekonomi Indonesia pada kuartal III dan kuartal IV tahun ini juga menunjukan perbaikan dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi kuartal III, yang akan diumumkan bulan depan, diperkirakan berada pada kisaran 5,1%-5,2%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Hadijah Alaydrus
Editor : Achmad Aris
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper