Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI Terus Proses Aturan Uang Elektronik

Bank Indonesia menyatakan perizinan uang elektronik berbasis server yang izinnya tengah dibekukan milik sejumlah perusahaan teknologi finansial Bukalapak, Tokopedia, Paytren, Shopee serta Grab, masih terus diproses.
Ilustrasi: Karyawati bertransaksi menggunakan uang elektronik e money./JIBI-Dwi Prasetya
Ilustrasi: Karyawati bertransaksi menggunakan uang elektronik e money./JIBI-Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia menyatakan perizinan uang elektronik berbasis server yang izinnya tengah dibekukan milik sejumlah perusahaan teknologi finansial Bukalapak, Tokopedia, Paytren,  Shopee serta Grab, masih terus diproses. 

Direktur Program Elektronifikasi Departemen Kebijakan dan Pengawasan Sistem Pembayaran Bank Indonesia (BI) Pungky Purnomo Wibowo menuturkan idealnya pemprosesan tersebut membutuhkan waktu sekitar 45 hari. 

"[Perizinannya] sedang diproses, bagaimana hasilnya kita tunggu bersama. Sesuai ketentuan, prosesnya 45 hari kerja, jadi kita tunggu sampai dokumen beres," tuturnya saat ditemui usai seminar di Hotel Hermitage, Menteng, Jakarta, Selasa (7/11/2017). 

Namun, bila proses perizinan telah melebihi 45 hari, dia menduga hal tersebut disebabkan masalah pemenuhan kelengkapan dokumen. 

"Kalau ada yang sudah beberapa bulan, berarti sudah lebih dari 45 hari kerja, pasti ada kelengkapan dokumen yang belum dipenuhi atau tengah kami periksa kalau dia belum penuhi kelengkapannya," tutur Pungky. 

Ditanya lebih jauh terkait kelengkapan dokumen yang sedang diperiksa, Pungky enggan menjelaskan secara rinci.  

Sementara itu, terkait penerapan cashless society, BI juga masih memfinalisasi regulasi tentang e-money yang ditargetkan rampung sebelum akhir tahun ini. 

"Aturannya sedang kami finalisasi, sebelum tahun baru sudah akan keluar," katanya. 

Dari sisi penggunakan kartu uang elektronik di jalan tol yang diwajibkan sejak akhir Oktober lalu, lanjut Pungky, terus menunjukkan peningkatan. 

"Per Jumat (3/11) elektronifikasi jalan tol sudah mencapai 98% secara nasional. Insya Allah semakin mendekati target 100%," tambahnya. 

Keberhasilan program transaksi nontunai di jalan tol, menurutnya, sangat dipengaruhi oleh upaya perbankan menyediakan fasiltas top-up, proses edukasi serta dalam memberikan pelayanan. 

Persoalan fasilitas top-up uang elektronik masih jadi perhatian nasabah dan harus terus ditingkatkan untuk memudahkan publik melakukan isi ulang. 

"Saat ini sudah ada dan akan semakin bagus kalau lebih banyak. Top-up di gerbang tol pasti akan membuat kemacetan, tapi pasti ada satu gardu yang melayani hybrid dalam arti tunai penjualan kartu,"  ujarnya.

Dalam waktu dekat, bank-bank yang menyediakan jasa layanan uang elektronik akan bertambah dengan masuknya tiga bank, salah satunya PT Bank Pembangunan Daerah DKI atau Bank DKI. 

"Sesuai rencana semula, kami tetap akan ikut dalam layanan uang elektronik di jalan tol. Sekarang masih diproses, mungkin mulainya Desember nanti," kata Direktur Bisnis Bank DKI Antonius Widodo Mulyono.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ropesta Sitorus
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper