Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bicara Ekonomi Digital, Wapres Kalla Contohkan Gojek

Pemerintah akan terus mengkaji serangkaian regulasi yang perlu disesuaikan dalam menghadapi perkembangan ekonomi digital.
Wakil Presiden Jusuf Kalla memberi sambutan dalam Breakfast Meeting bertajuk Prospek Ekonomi Indonesia 2018 di Jakarta, Kamis (2/11)./ANTARA-Rosa Panggabean
Wakil Presiden Jusuf Kalla memberi sambutan dalam Breakfast Meeting bertajuk Prospek Ekonomi Indonesia 2018 di Jakarta, Kamis (2/11)./ANTARA-Rosa Panggabean

Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah akan terus mengkaji serangkaian regulasi yang perlu disesuaikan dalam menghadapi perkembangan ekonomi digital.

Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan fenomena digital ekonomi telah membuat tahapan kegiatan bisnis berubah sehingga diperlukan penyesuaian agar seluruh aspek perekonomian tetap berjalan baik.

"Otomatis. Semua harus diperbaiki, direvisi. Misal, PPN waktu beli barang menjadi pajak pada saat transfer barang," katanya, di Kantor Wakil Presiden, Selasa (14/11/2017).

Pemerintah sendiri saat ini tengah menggodok tata cara penerapan pajak bisnis online (e-commerce) yang rencananya akan selesai pada akhir 2017.

Rencananya, tidak ada pungutan pajak baru, melainkan hanya tata cara pemungutan atau pemotongan Pajak Penghasilan (PPh) dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN).

Adapun, pemerintah juga telah menerbitkan Peraturan Presiden No.74/2017 tentang Peta Jalan E-Commerce yang menjadi acuan pemerintah pusat dan daerah untuk menetapkan kebijakan sektoral dalam rangka percepatan e-Commerce dan bagi pemangku kepentingan.

Menurut Wapres JK, fenomena digital ekonomi sebetulnya hanya menggeser kegiatan usaha lama ke kegiatan usaha baru.

Dia mencontohkan banyaknya pembeli di toko konvensional yang berkurang karena beralih membeli barang melalui market place lewat online.

Akibatnya, penjaga toko berhenti bekerja, namun pekerjaan lain terbuka yakni menjadi pengantar barang online. Artinya, ada perubahan pekerjaan yang sebelumnya di sektor ritel menjadi sektor logistik.

"Coba lihat, katakanlah, Go-Jek. Memang menggeser kegiatan ojek yang dipangkalan, tapi tumbuh Go-Jek [driver] lebih banyak lagi. Memang anda boleh pesan barang lewat online, memang toko [konvensional] bisa kena. Tapi, usaha logistik jadi maju," jelasnya.

Dengan begitu, selain perlu penyesuaian regulasi, Wapres JK menilai perusahaan dan tenaga kerja juga harus menyesuaikan kebutuhannya dengan berorientasi pada kemajuan teknologi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper