Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

EKONOMI KORSEL: BOK Baru Kerek Lagi Suku Bunga Acuan Sejak 2011

Bank of Korea (BOK) menaikkan suku bunga acuannya untuk pertama kali sejak 2011. Langkah bank sentral Korea Selatan tersebut disinyalir akan menjadi titik balik bagi bank sentral negara-negara di Asia.
Bank sentral Korea./Reuters
Bank sentral Korea./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Bank of Korea (BOK) menaikkan suku bunga acuannya untuk pertama kali sejak 2011. Langkah bank sentral Korea Selatan tersebut disinyalir akan menjadi titik balik bagi bank sentral negara-negara di Asia.

Dewan Kebijakan BOK hari ini memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan repo 7 hari (7-day repo rate) ke level 1,5%. Menurut Gubernur BOK Lee Ju-yeol, hanya satu suara yang memilih untuk tetap mempertahankan tingkat suku bunga di 1,25%.

“Penaikan suku bunga menjadi 1,5% dimaksudkan untuk mencegah ketidakseimbangan finansial,” jelas Lee dalam suatu konferensi pers, seperti dikutip dari Bloomberg, Kamis (30/11/2017).

Keputusan ini sejalan dengan proyeksi 18 dari 24 ekonom dalam survey Bloomberg, sedangkan keenam lainnya memprediksi suku bunga dipertahankan di level terendahnya yang sebelumnya telah diberlakukan sejak Juni 2016.

Tekanan terhadap negeri ginseng untuk menaikkan biaya pinjaman meningkat setelah bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve mulai melakukan pengetatan pada akhir tahun 2015.

Langkah yang dilakukan pemerintah Seoul hari ini merupakan penaikan suku bunga acuan yang dilakukan pertama kalinya oleh bank sentral utama di Asia sejak tahun 2014.

Dengan langkah penaikan suku bunga lanjutan oleh The Fed yang diperkirakan akan dilancarkan pada bulan Desember, BOK juga ingin menghindari potensi arus keluar modal dari Korsel akibat suku bunga AS yang lebih tinggi.

Ekspor kuat yang telah memacu laba pada sejumlah manufaktur besar seperti Samsung Electronics Co. membantu ekonomi Korsel menuju pertumbuhan yang diproyeksikan mencapai lebih dari 3% tahun ini.

Hal tersebut berikut inflasi yang mendekati target 2% BOK membuka peluang bagi bank sentral ini untuk memulai normalisasi kebijakan.

Menurut Lee, ekonomi Korsel diperkirakan akan terus tumbuh stabil dengan ekspansi sekitar 3% pada 2018. Sementara itu, tekanan inflasi akan meningkat seiring dengan terus pulihnya ekonomi dan kenaikan harga secara bertahap mendekati target.

Pemulihan ekonomi Korsel telah didorong oleh ekspor, terutama semikonduktor, sementara konsumsi domestik tetap rendah. Lee pun memperkirakan bahwa siklus pertumbuhan semikonduktor akan berlanjut saat ini.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper