Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

The Fed Naikkan Suku Bunga 0,25%

Bank Sentral Amerika Serikat, Federal Reserve, menaikkan suku bunga acuan sebesar 0,25% pada hari Rabu, (13/12/2017) waktu AS, namun tidak mengubah prospek suku bunga bahkan di saat pertumbuhan ekonomi AS jangka pendek diproyeksikan naik.
Bank sentral AS The Federal Reserve/Reuters-Larry Downing
Bank sentral AS The Federal Reserve/Reuters-Larry Downing

Bisnis.com, JAKARTA – Bank Sentral Amerika Serikat, Federal Reserve, menaikkan suku bunga acuan sebesar 0,25% pada hari Rabu, (13/12/2017) waktu AS, namun tidak mengubah prospek suku bunga bahkan di saat pertumbuhan ekonomi AS jangka pendek diproyeksikan naik.

Langkah tersebut, yang datang sebagai kebijakan terakhir tahun 2017 dan menyusul data ekonomi yang relatif bullish, merupakan kemenangan bagi bank sentral yang telah berjanji untuk melanjutkan pengetatan kebijakan moneter secara bertahap.

Setelah menaikkan Fed Fund Rate (FFR) yang ketiga kalinya tahun ini ke kisaran 1,25% - 1,50%. The Fed memproyeksikan tiga kenaikan lebih lanjut di masing-masing di tahun 2018 dan 2019 sebelum tingkat jangka panjang sebesar 2,8% tercapai. Ini tidak berubah dari perkiraan terakhir pada bulan September.

"Aktivitas ekonomi telah meningkat pada tingkat yang solid. Kenaikan lapangan kerja telah cukup baik," ungkap komite kebijakan The Fed dalam sebuah pernyataan seperti dikutip Reuters.

Bursa saham AS menguat AS kenaikan setelah rilis pernyataan kebijakan tersebut, sementara imbal hasil obligasi turun ke posisi terendah. Dolar AS jatuh terhadap sejumlah mata uang lainnya.

Ketua Dewan Gubernur The Fed Janet Yellen, dalam konferensi pers terakhirnya sebelum masa jabatan empat tahun berakhir pada awal tahun depan, merujuk pada usulan kebijakan pajak Trump sebagai dorongan untuk menaikkan prakiraan pertumbuhan ekonomi para pembuat kebijakan.

The Fed memperkirakan produk domestik bruto tumbuh 2,5% pada 2018, naik dari perkiraan 2,1% pada bulan September. Sementara itu, laju pertumbuhan PDB diperkirakan akan mereda menjadi 2,1% pada 2019, sedikit lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya 2,0%.

"Sebagian besar rekan saya mempertimbangkan prospek stimulus fiskal, beserta apa yang dipikirkan Kongres, ke dalam proyeksi mereka," ungkap Yellen.

Namun, Yellen mengatakan dampak yang tepat dari rencana pajak, yang mencakup pengurangan tajam pajak penghasilan perusahaan, bergantung pada berbagai faktor.

"Meskipun perubahan dalam kebijakan pajak kemungkinan akan memberikan peningkatan pada aktivitas ekonomi di tahun-tahun mendatang, besarnya dan waktu dampak makroekonomi dari kebijakan tersebut masih belum pasti," lanjutnya.

The Fed juga memperkirakan tingkat pengangguran akan turun menjadi 3,9% tahun depan dan tetap pada level yang sama di 2019. Sebelumnya, tingkat pengangguran diperkirakan 4,1% untuk dua tahun tersebut.

Namun, inflasi diproyeksikan akan pada target bank sentral sebesar 2% untuk tahun depan, dengan kelemahan di sisi depan masih cukup memprihatinkan sehingga para pembuat kebijakan tidak melihat alasan untuk meningkatkan target laju kenaikan suku bunga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper