Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintah Dikhawatirkan Akan Membuat Beberapa Revisi Pertumbuhan

Pemerintah dikhawatirkan akan melakukan beberapa revisi jika menetapkan target pertumbuhan telalu tinggi.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kecuk Suhariyanto (tengah) menyampaikan paparan terkait pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal III/2017, di Jakarta, Rabu (6/11)./JIBI-Felix Jody Kinarwan
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kecuk Suhariyanto (tengah) menyampaikan paparan terkait pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal III/2017, di Jakarta, Rabu (6/11)./JIBI-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA -- Pemerintah dikhawatirkan akan melakukan beberapa revisi jika menetapkan target pertumbuhan telalu tinggi.

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara mengatakan konsumsi yang akan naik tahun depan membuat pemerintah dan Fitch menetapkan pertumbuhan terlalu tinggi.

"Jika asumsi makronya  dinaikkan, otomatis belanjanya naik juga kan. Adapun belanja yang naik kan belanja politik," jelasnya kepada Bisnis,  Jumat (22/12/2017).

Namun, Bhima mengkawatirkan pemerintah akan terpaksa melakukan beberapa revisi, dan hal tersebut akan menghilangkan kredibilitas pemerintah dalam menetapkan proyeksi.

"Saya khawatir kalau 5,4% ini terlalu over, jadi dikhawatirkan ada beberapa kali revisi pertumbuhan ekonomi. Seperti tahun ini kan sudah dua kali  direvisi. Awalnya 5,3% terus terakhir turun jadi 5,05%. Jadi kalau terus melakukan revisi, nanti proyeksi pemerintah dianggap tidak kredibel, APBN-nya dianggap tidak kredibel," katanya.

Hal tersebut dapat menimbulkan kontraproduktif terhadap kepercayaan dari investor, khususnya investor asing. "Ini gimana sih dari 5,4% ternyata cuma jadi 5,1 misalnya, kenapa tidak dari awal begini 5,1%," tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : M.RICHARD
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper