Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Belanja Barang Pemerintah Harus Inovatif

Belanja pemerintah tetap dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional, jika dilakukan terhadap produk dalam negeri.
Menkeu Sri Mulyani (kanan) berjabat tangan dengan pimpinan rapat paripurna Taufik Kurniawan (kiri) disaksikan Wakil Ketua DPR Agus Hermanto saat menyerahkan laporan pandangan pemerintah saat Rapat Paripurna DPR ke-10 di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (25/10). DPR melalui rapat paripurna menyetujui RUU tentang APBN 2018 menjadi undang-undang./ANTARA-Wahyu Putro A
Menkeu Sri Mulyani (kanan) berjabat tangan dengan pimpinan rapat paripurna Taufik Kurniawan (kiri) disaksikan Wakil Ketua DPR Agus Hermanto saat menyerahkan laporan pandangan pemerintah saat Rapat Paripurna DPR ke-10 di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (25/10). DPR melalui rapat paripurna menyetujui RUU tentang APBN 2018 menjadi undang-undang./ANTARA-Wahyu Putro A

Bisnis.com, JAKARTA - Belanja pemerintah tetap dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional, jika dilakukan terhadap produk dalam negeri.

Direktur Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Enny Sri Hartati mengatakan upaya untuk meningkatkan pertumbuhan tidak hanya dengan mengendalikan konsumsi rumah tangga saja. Konsumsi pemerintah juga dapat berpengaruh meskipun kontribusinya terhadap PDB tidak besar, hanya 9,1%.

"Sebenarnya pemerintah dapat meningkatkan produktivitas ekonomi juga dengan cara membelanjakan alokasi belanja barang dengan lebih inovatif," paparnya, Rabu (7/2/2018).

INDEF menerangkan konsumsi akan berkontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi jika diarahkan ke produk buatan dalam negeri. Misalnya, furniture, barang-barang elektronik, dan peralatan kantor.

Tahun ini, alokasi belanja pemerintah pusat sebesar Rp1.454 triliun atau meningkat dari anggaran 2017 yang senilai Rp1.343 triliun. Dari jumlah itu, lebih dari Rp400 triliun ditujukan untuk belanja barang pemerintah, termasuk anggaran belanja penyelenggara pemerintah. 

"Dengan jumlah alokasi belanja yang besar tersebut, sekitar 12% saja digunakan untuk menimbulkan multiplier effect ke ekonomi," tambah Enny.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : M. Richard
Editor : Annisa Margrit

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper