Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pembiayaan Nonbank Meningkat Signifikan

Kebutuhan akan financing tidak dapat dilihat dari pertumbuhan kredit saja, karena pertumbuhan pembiayaan non-bank meningkat cukup pesat, walau porsinya masih belum terlalu besar.
Pembiayaan/ilustrasi
Pembiayaan/ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA -- Kebutuhan akan financing tidak dapat dilihat dari pertumbuhan kredit saja, karena pertumbuhan financing non-bank meningkat cukup pesat, walau porsinya masih belum terlalu besar.

"Please, jangan melihat [pertumbuhan pembiayaan hanya] dari sisi perbankan, karena angka tahun lalu yang financing non-bank itu sudah meningkat pesat, dikisaran 30%," kata Asisten Gubernur Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Dody Budi Waluyo kepada Bisnis.com di Jakarta, Jumat (16/2/2018).

Adapun, Bank indonesia mengharapkan pertumbuhan kredit dan dana pihak ketiga bank berada pada range 10% hingga 12%.

Walaupun dirinya juga sadar, banyak pihak yang mengharapkan pertumbuhan kredit lebih dari range tersebut. Ditambah, ekspektasi pertumbuhan ekonomi antara 5,1% dan 5,5%, diharapkan dapat memicu masyarakat untuk dapat meningkatkan produktivitasnya dan memanfaatkan fasilitas kredit yang mereka punya.

Hanya saja, hal tersebut juga bukan merupakan perkara yang mudah.

Namun menurut Dody, pertumbuhan pembiayaan nasional sudah cukup membaik, karena jika dijumlah seluruh komponen pembiayaan menjadi satu, maka pertumbuhan kredit akan mencapai 22%.

"Sebenarnya dari sisi swasta korporasi, mereka melakukan financing sekarang kepada non-bank," jelasnya.

Financing non-bank maksudnya, korporasi dapat menerbitkan saham atau mengeluarkan surat hutang untuk memperoleh pembiayaan tambahan.

Menurutnya, dengan biaya pinjaman yang lebih murah, tidak menutup kemungkinan kedepannya ini akan menjadi alternatif yang strategis bagi banyak pelaku usaha.

Selanjutnya, jika dilihat dari sisi demand, kata Dody, kebutuhan pelaku usaha akan kredit perlahan mulai membaik.

Hal tersebut dibuktikan dari peningkatan capital expenditure (Capex) di beberapa Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan swasta, terutama mereka yang listing di pasar saham.

"Itu laporan Capex-nya meningkat, jadi ini meruapakan indikasi mereka spending untuk melakukan investasi, dan tentunya ini yang akan mendorong kebutuhan akan kredit perbankan, artinya demand [terhadap kredit] cenderung akan meningkat," jelasnya.

Dody menekankan pertumbuhan akan pembiayaan pada 2018 akan baik-baik saja, tetapi dirinya meinta agar pertumbuhan tersebut hanya dilihat dari sisi kredit perbankan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : M. Richard
Editor : Fajar Sidik

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper