Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonomi 2018 Bakal Ditopang Investasi & Konsumsi, Ekspor Malah Tertahan

Pertumbuhan ekonomi di tahun 2018 akan lebih ditopang dari investasi dan konsumsi, sementara itu di sisi ekspor akan ada sedikit penekanan.
Pembangunan jalan tol./JIBI-Nurul Hidayat
Pembangunan jalan tol./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA -- Pertumbuhan ekonomi pada 2018 akan lebih ditopang investasi dan konsumsi, sementara itu dari sisi ekspor akan ada sedikit penekanan.

"Ekonomi 2018 akan lebih banyak didorong dari domestic demand, yang artinya kekuatan investasi dan konsumsi berada di depan," kata Asisten Gubernur Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia, Dody Budi Waluyo kepada Bisnis.com di Jakarta, Jumat (16/2/2018).

Adapun berdasarkan catatan Bisnis, realisasi investasi pada 2017 mencapai Rp692,8 triliun atau tumbuh 13,1% dari realisasi tahun sebelumnya. Sedangkan pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada 2017 yaitu 4,97%.

Menurut Dody, pada 2018 akan banyak kecenderungan swasta untuk menginisiasi investasi nasional, sehingga dominasi investasi dari pemerintah perlahan akan menurun.

"Contohnya investasi non-bangunan, terutama yang terkait dengan industri manufaktur mulai meningkat," katanya.

Berdasarkan data Kementerian Keuangan, kontribusi industri manufaktur sangat besar terhadap pertumbuhan produk domestik bruto (PDB), sehingga pertumbuhan yang baik darinya sangat diharapkan oleh pemerintah.

Hanya saja, pertumbuhan industri manufaktur pada 2017 adalah 4,2%, atau masih berada di bawah pertumbuhan ekonomi 5,07%.

Perihal tentang konsumsi RT, Dody mengakui mengakui bahwa konsumsi RT pada tahun ini sebagai penghalang pertumbuhan ekononmi.

Namun menurutnya, pertumbuhannnya yang stabil akan membantu pertumbuhan ekonomi tahun ini. Bahkan, pada 2018 pertumbuhan konsumsi akan tebus diatas leves 5%.

"Memang itu angka normal untuk konsumsi, tetapi itu kita yakini kondisi demand [konsumsi RT] kita akan meningkat," jelasnya.

Dody mengatakan, akan ada banyak tekanan yang terjadi di sisi ekspor. "Tekanan dari sisi ekspor akan sangat dirasakan tahun ini karena pertumbuhan komoditas tidak akan setinggi tahun lalu," jelasnya.

Namun menurut Dody, porsi ekspor komoditas akan tetap sama, dan kelebihan produksi yang dari sektor tersebut akan disimpan sebagai stok.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : M. Richard
Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper