Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasar Saham Bergairah, Dana Kelolaan Allianz Indonesia Melesat

Pertumbuhan dana kelolaan Allianz Indonesia melesat hingga 16% ditopang oleh produk unit linked yang berkontribusi sekitar 47% terhadap kinerja perusahaan yang nilainya mencapai Rp35,8 triliun pada 2017.
Allianz Insurance/Bisnis.com
Allianz Insurance/Bisnis.com

Bisnis.com JAKARTA -- Pertumbuhan dana kelolaan Allianz Indonesia melesat hingga 16% salah satunya ditopang oleh produk unit linked yang berkontribusi sekitar 47% terhadap kinerja perusahaan yang nilainya mencapai Rp35,8 triliun pada 2017.

Chief Investment Officer PT Allianz Life Indonesia Ni Made Daryanti mengatakan Allianz Indonesia mencatatkan pertumbuhan dana kelolaan hingga 16% tahun ini.  Kondisi pasar saham yang positif menjadi faktor utama dalam pertumbuhan dana kelolaan Allianz.

Menurutnya, dua produk yang paling diminati nasabah tahun lalu adalah reksa dana saham (equity fund) dan reksa dana pendapatan tetap (fixed income fund). Masing-masing mencapai pertumbuhan 20% dan 17%.

“Selain makro ekonomi yang membaik, ekspektasi S&P juga naik. Semester kedua memang turbulance, tetapi tidak mencegah keduanya berkinerja baik pada akhir tahun lalu,” ujarnya di kantor Allianz, Kamis (22/2).

Menurutnya, pergerakan positif pada pasar obligasi, pemberian label investment grade oleh Standard & Poor’s (S&P), dan pertumbuhan laba bersih emiten di berbagai sektor juga menjadi pendorong melajunya dana yang dikelola Allianz.

Saat ini Allianz Indonesia mengelola 59 jenis fund. Adapun pencapaian dana kelolaan tiga fund terbaik, yakni reksa dana saham senilai Rp9,8 triliun, reksa dana campuran senilai Rp2,5 triliun, dan reksa dana pendapatan tetap senilai Rp1,1 triliun.

Adapun untuk strategi tahun ini, Allianz tak sekadar melihat tren pasar saham yang baik, tetapi juga menganalisis pertumbuhan setiap perusahaan sehingga jaminan yang diberikan bersifat jangka panjang.

“Dari sisi nasabah kami melakukan penghitungan secara lebih fundamental, bukan teknikal, jadi lebih sustainable. Jadi kami tidak asal melihat momentum harga ketika naik atau turun saja, tetapi secara menyeluruh,” tuturnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nindya Aldila
Editor : Rahayuningsih
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper