Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dampak Penyesuaian TDL & BBM, Inflasi 2018 Bakal Terkerek

Ekonom UOB, Enrico Tanuwidjaja mengatakan pada 2018 akan terdapat adjustment dalam harga BBM, sehingga inflasi akan terkerek naik. Inflasi diperkirakan akan sedikit naik, karena ada adjustment contohnya dalam tarif listrik dan harga BBM, kan kita sudah lepas subsidi,
Kendaraan antre untuk mengisi BBM di tempat peristirahatan KM 207 jalan tol Palimanan-Kanci, Jawa Barat, Jumat (23/6)./JIBI-Dwi Prasetya
Kendaraan antre untuk mengisi BBM di tempat peristirahatan KM 207 jalan tol Palimanan-Kanci, Jawa Barat, Jumat (23/6)./JIBI-Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA -- Inflasi diperkirakan mengalami kenaikan dari 3,49% pada 2017 menjadi 4,2% tahun ini, karena kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).

Ekonom UOB, Enrico Tanuwidjaja mengatakan pada 2018 akan terdapat adjustment dalam harga BBM, sehingga inflasi akan terkerek naik. "Inflasi diperkirakan akan sedikit naik, karena ada adjustment contohnya dalam tarif listrik dan harga BBM, kan kita sudah lepas subsidi," katanya dalam Media Gathering UOB di Jakarta, Kamis (22/2/2018).

Enrico memperkirakan harga BBM nasional diperkirakan bakal menyentuh harga normal di dunia. "Cuma sementara memang kalau pemerintah maupun pertamina masih bisa menahan mungkin harga masih akan sedikit oke," imbuhnya. Namun menurutnya, harga minyak yang tinggi akan membuat pemerintah tidak mempunyai cara selain meningkatkan harga BBM secara perlahan.

Adapun berdasarkan catatan Bisnis.com, harga minyak tanah, solar, bensin RON 88 per 1 Januari 2018 adalah masing-masing Rp2.500/liter, Rp5.150/ liter, dan Rp6.450/liter. Harga tersebut berlaku hingga 31 Maret 2018.

Oleh karena itu, dengan kenaikan harga BBM nantinya, kata Enrico, inflasi diperkirakan berada pada kisaran 4,2% pada tahun ini, atau masih dalam rentang Bank Indonesia 3,5% plus minus 1%.

Selain itu kenaikan inflasi juga akan memperlebar current account defisit (CAD). "Karena permintaan domestik yang akan mengalami kenaikan, CAD kita akan sedikit melebar," imbuhnya. Adapun, CAD pada 2017 adalah 1,7%, dan BI memperkirakan tahun ini CAD akan berada pada level 2%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : M. Richard
Editor : Fajar Sidik

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper