Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Didorong Harga Minyak, PNBP Migas Meroket 158,12%

Pemerintah mencatat penerimaan negara bukan pajak (PNBP) hingga 31 Januari lalu tercatat Rp18,89 triliun atau 6,86% dari APBN 2018.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati/Reuters-Toru Hanai
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati/Reuters-Toru Hanai

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah mencatat penerimaan negara bukan pajak (PNBP) hingga 31 Januari lalu mencapai Rp18,89 triliun atau 6,86% dari APBN 2018.

Realisasi ini tumbuh 31,60% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

Dari penerimaan SDA migas mencapai Rp7,39 triliun atau 9,20% dari target APBN 2018. Perbandingan dengan periode yang sama tahun lalu, peningkatan meroket hingga 158,12%.

Hal ini dikarenakan realisasi ICP Januari 2018 sebesar US$65,59 per barel lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama 2017 yakni US$51,88 per barel atau lebih tinggi 26,43%.

Kita akan fokus pada desentralisasi fiskal untuk kesejahteraan rakyat

Untuk periode Desember 2017 hingga Januari 2018 mencapai US$63,27 per barel atau lebih tinggi 22,88% dibandingkan dengan realisasi 2017 pada periode yang sama yakni US$51,49 per barel.

Sementara dari realisasi penerimaan SDA nonmigas mencatatkan Rp2,36 triliun atau 8,52% terhadap APBN 2018. Realisasi itu lebih rendah 6,67% jika dibandingkan periode yang sama 2017 atau Rp2,53 triliun.

Penurunan ini dikarenakan penerimaan SDA kehutanan yang berkurang Rp121 miliar dari realisasi 2017 akibat faktor cuaca yang memengaruhi hasil produksi.

Lainnya, penerimaan dari laba BUMN masih tercatat Rp25 juta atau 0,03% terhadap APBN 2018. Selain itu, ada penerimaan Rp8,83 triliun dari selain penerimaan di atas yakni penjualan, pengelolaan BMN, iuran badan usaha, pendapatan administrasi, dan penegakan hukum.

Terakhir, pendapatan badan layanan umum (BLU) hingga Januari 2018 ini tercatat Rp315 miliar atau 0,73% dari APBN 2018.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan pada pengelolaan APBN 2018 pemerintah akan lebih optimis karena dipastikan menunjukkan suatu kinerja yang sangat positif, baik diukur dari sisi penerimaan, perpajakan, pajak, bea cukai dan PNBP semuanya mengalami momentum meningkat luar biasa.

"Adapun kenaikan asumsi ICP dan kurs masih berdampak positif terhadap APBN, dan kita tetap akan melakukan mitigasi. Kita tetap extra effort utk mencapai target penerimanan negara. Kita akan fokus pada desentralisasi fiskal untuk kesejahteraan rakyat," ungkap Menkeu.

Pemerintah memang masih menilai kenaikan harga minyak dunia saat ini tidak akan memberikan dampak negatif pada beban APBN.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution juga pernah mengatakan sampai saat ini pemerintah masih akan memantau kondisi global yang akan berdampak pada beban fiskal APBN.

Menurutnya, pemerintah juga masih belum berencana menaikkan harga bahan bakar minyak.

“Sebetulnya saat harga minyak naik, kenaikan pengeluaran akan sebanding dengan kenaikan pemasukan. Jadi, hal itu akan berjalan seimbang saja," katanya.

Darmin mengemukakan pemerintah juga belum merasa terdesak untuk mengubah sejumlah asumsi makro termasuk asumsi pertumbuhan yang dipatok 5,4% tahun ini. Dia memastikan sejumlah kegiatan internasional akan mendorong konsumsi masyarakat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper