Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

MTF Tingkatkan Kontribusi Kredit Multiguna

PT Mandiri Tunas Finance (MTF) tahun ini berencana melakukan market shifting ke produk multiguna. Direktur Keuangan MTF Arya Suprihadi mengatakan pada 2017 kontribusi kredit multiguna hanya berkisar 1% hingga 2%.Tahun ini MTF akan mendongkrak kontribusi kredit multiguna hingga mencapai 8%.
Mandiri Tunas Finance/mtf.co.id
Mandiri Tunas Finance/mtf.co.id

Bisnis.com, JAKARTA - PT Mandiri Tunas Finance (MTF) tahun ini berencana melakukan market shifting ke produk multiguna. Direktur Keuangan MTF Arya Suprihadi mengatakan pada 2017 kontribusi kredit multiguna hanya berkisar 1% hingga 2%.

Tahun ini MTF akan mendongkrak kontribusi kredit multiguna hingga mencapai 8%.

"Tahun 2018 komposisinya akan menjadi 8% dari total pembiayaan kita. Tahun sebelumnya 1% - 2% khusus untuk multiguna," kata Arya di Jakarta, Selasa (27/2/2018).

Kredit multiguna, lanjut Arya, termasuk high margin product yang memiliki potensi besar namun belum banyak digarap oleh MTF. Saat ini ada kurang lebih 300 ribu pelanggan MTF yang bisa ditawarkan kredit multiguna.

Selain itu, yang juga akan ditingkatkan kontribusinya pada tahun ini adalah pembiayaan alat berat, dari tahun lalu 7,6% menjadi 10% pada 2018. Salah satu strategi yang akan dijalankan yakni sinergi dengan Bank Mandiri yang telah memiliki 2.000 cabang di seluruh Indonesia.

Ribuan cabang tersebut bisa membantu distribusi produk MTF yang saat ini berjalan di 99 cabang. Selain cabang yang sudah ada, MTF akan membuka 6 cabang ritel baru di tiga kota, yakni Semarang, Pekanbaru dan Medan, masing-masing dua cabang. Selanjutnya, cabang untuk pasar borongan atau fleet juga akan dibuka di Makassar dan Medan.

Di Indonesia bagian timur, MTF mengandalkan tiga cabang baru yang dibuka tahun lalu yakni Jayapura, Ambon dan Sorong. Kontribusi pembiayaan di Indonesia timur tahun lalu cukup signifikan yakni mencapai 27% dari total Rp22,2 triliun.

"Jayapura, Sorong dan Ambon itu adalah potensi yang masih bisa kita garap karena ada pembangunan infrastruktur di beberapa daerah," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Reni Lestari

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper