Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rasionalisasi Retribusi dan Pajak Bisa Pacu Investasi Daerah

Rencana pemerintah yang akan merasionalisasi retribusi dan pajak daerah dianggap sebagai terobosan untuk menggenjot investasi di daerah.
Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA - Rencana pemerintah yang akan merasionalisasi retribusi dan pajak daerah dianggap sebagai terobosan untuk menggenjot investasi di daerah.

Eric Alxander Sugandi, Ekonom dari Asian Development Bank (ADB) Institute menyatakan rasionalisasi retribusi akan menurunkan biaya investasi, jika biaya turun maka investasi pun akan mengalir ke daerah. "Efek lain dari rasionalisasi ini juga membuat daerah-daerah bisa lebih tertib dalam menarik retribusi," kata Eric kepada Bisnis, Rabu (28/2/2018).

Meski demikian, dia mengakui pada bagian yang lain, rencana kebijakan yang akan dimasukan dalam perubahan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (PDRD) juga bisa menggerus pendapatan beberapa daerah tertentu.

Akan tetapi, jika dilihat secara makro, naiknya investasi tentu akan berimplikasi secara positif terhadap perkembangan daerah karena akan muncul aktivitas-aktivitas perekonomian baru. Bagi pemerintah, tentu kebijakan ini bisa menjadi stimulus untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.

"Daerah-daerah tertentu akan kehilangan potensi penerimaan, tapi di sisi lain ini bisa menarik investasi ke daerah dan mendorong pertumbuhan ekonomi," jelasnya.

Sebelumnya, pemerintah berencana merasionalisasi jumlah retribusi daerah guna mendukung peningkatan daya saing di daerah. Rencana rasionalisasi tersebut akan dibahas dalam perubahan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (PDRD) juga bisa menggerus pendapatan beberapa daerah tertentu.

Adapun rasionalisasi retribusi tersebut bisa dalam bentuk menghapus atau menyederhanakan retribusi daerah. Jika hal itu terealisasi, maka jumlah retribusi daerah bisa disederhanakan dari 32 jenis menjadi 9 jenis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Edi Suwiknyo
Editor : Fajar Sidik

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper