Bisnis.com, JAKARTA--Bank Indonesia menegaskan cadangan devisa hingga Maret 2018 lebih dari cukup untuk melakukan stabilisasi nilai tukar rupiah.
Kurs rupiah bergerak ke teritori Rp13.700 per dolar AS, atau menjauhi batas asumsi pemerintah dalam APBN 2018 sebesar Rp13.400 per dolar AS.
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara mengungkapkan cadangan devisa saat ini cukup untuk menutupi 8 bulan impor. "Lebih dari cukup untuk stabilisasi," tegasnya kepada Bisnis, Senin malam (5/3).
Tidak hanya itu, dia menegaskan kondisi makro dalam negeri cukup baik saat ini sehingga faktor tersebut dapat menopang stabilitas rupiah. Credit Default Swap (CDS) Indonesia pun berada pada level normal, demikian pula swap rate pada level yang rendah dan aman.
Mata uang Garuda berada pada kisaran Rp13.700 sejak 28 Februari lalu, seiring dengan potensi kenaikan FFR sebesar 4-5 kali pada tahun ini dan risiko perang dagang akibat pernyataan Trump terkait dengan kenaikan bea impor baja sebesar 25% dan alumunium 10%.
Dibandingkan mata uang lainnya di Asia, rupiah tercatat mengalami depresiasi terdalam kedua setelah Filipina. Sejak awal tahun hingga Jumat (2/3), rupiah terdepresiasi sebesar 1,5%, sementara Peso Filipina sebesar 4,1% dan Won Korea 1,2%. Sebelumnya, rupiah pernah menyentuh level Rp13.800 per dolar AS pada Januari lalu.
Baca Juga
Pada perdagangan awal pekan ini, nilai tukar rupiah berbalik melemah pada pengujung perdagangan hari Senin (5/3/2018). Rupiah ditutup melemah tipis 0,04% atau 5 poin di Rp13.762 per dolar AS, walaupun mata uang Garuda dibuka menguat 10 poin atau 0,07% ke posisi Rp13.747 per dolar AS
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel