Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI Sebut 3 Momentum Penting Pendukung Pemulihan Ekonomi

Bank Indonesia mengungkapkan ada tiga momentum penting yang mendukung pemulihan ekonomi Indonesia pada 2017.
Gubernur Bank Indonesia Agus D.W. Martowardojo memberikan paparan saat konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia di Jakarta, Kamis (16/11)./Reuters-Darren Whiteside
Gubernur Bank Indonesia Agus D.W. Martowardojo memberikan paparan saat konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia di Jakarta, Kamis (16/11)./Reuters-Darren Whiteside

Bisnis.com, JAKARTA -- Bank Indonesia mengungkapkan ada tiga momentum penting yang mendukung pemulihan ekonomi Indonesia pada 2017.

Pertama, membaiknya pertumbuhan ekonomi dunia yang mendorong peningkatan volume perdagangan dan harga komoditas serta masuknya aliran modal ke negara berkembang termasuk Indonesia.

Kedua, terus terjaganya stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan dalam beberapa tahun terakhir.

"Ketiga, membaiknya keyakinan pelaku ekonomi terhadap perekonomian Indonesia melalui berbagai pengakuan positif dari dunia internasional, peringkat daya saing Indonesia yang membaik dan meningkatnya peringkat Ease of Doing Business (EoDB) serta meningkatnya investasi korporasi," papar Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus D.W. Martowardojo dalam pernyataan resminya, Rabu (28/3/2018).

Hal itu disampaikan Agus dalam peluncuran buku Laporan Perekonomian Indonesia (LPI) tahun 2017. Buku LPI adalah publikasi rutin tahunan BI yang memuat kinerja dan perjalanan ekonomi Indonesia.

Buku yang mengangkat tema Mengoptimalkan Momentum, Memperkuat Struktur itu juga berisi mengenai proses pengelolaan ekonomi Indonesia selama setahun ke belakang, termasuk agenda yang masih perlu dilanjutkan.

Agus melanjutkan perekonomian Indonesia diperkirakan semakin baik tahun ini, didukung oleh kondusifnya situasi global dan domestik. Meski demikian, diakui ada sejumlah tantangan yang harus dihadapi dan dapat berdampak buruk terhadap ekonomi Indonesia.

"Namun, masih terdapat tantangan siklikal dan struktural yang perlu dihadapi, termasuk tantangan baru terkait peningkatan inward-oriented trade policy (proteksionisme perdagangan) yang berisiko mengganggu prospek keberlangsungan pemulihan ekonomi global dan perdagangan dunia," paparnya.

Bank sentral menyatakan akan terus memperkuat kerja sama dan koordinasi antar pemangku kebijakan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang kuat, berkesinambungan, seimbang, dan inklusif. Hal ini dilakukan melalui kombinasi kebijakan siklikal dan struktural.

Kebijakan siklikal BI tetap difokuskan pada upaya menjaga stabilitas perekonomian dan memberikan ruang yang cukup bagi berlanjutnya momentum pemulihan ekonomi.

Sementara itu, kebijakan struktural akan difokuskan pada lima hal. Pertama, upaya memperkuat daya saing.

Kedua, upaya membangun kapasitas dan kapabilitas industri. Ketiga, upaya meningkatkan tingkat kesejahteraan masyarakat.

Keempat, upaya memperkuat struktur dan sumber pembiayaan. Kelima, upaya mengoptimalkan peluang sambil memitigasi risiko yang muncul dari perkembangan teknologi digital, termasuk teknologi finansial, sebagai sumber baru pertumbuhan ekonomi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Annisa Margrit
Editor : Annisa Margrit
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper