Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Mandiri Targetkan Pertumbuhan Fee-Based Income dari Wealth Management

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. baru saja mengumumkan kerja sama strategis terkait pengembangan bisnis wealth management dengan perusahaan asal Swiss, Lombard Odier.
Gedung Bank Mandiri./Istimewa
Gedung Bank Mandiri./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. baru saja mengumumkan kerja sama strategis terkait pengembangan bisnis wealth management dengan perusahaan asal Swiss, Lombard Odier.

Kerja sama ini bertujuan untuk memperluas akses nasabah prioritas dan private banking Bank Mandiri untuk menginvestasikan kekayaannya tidak hanya di Indonesia tapi juga di regional Asia Tenggara.

Direktur Bisnis Kecil dan Jaringan Bank Mandiri Hery Gunardi mengungkapkan kerja sama ini merupakan langkah perseroan dalam rangka meningkatkan layanan eksklusif kepada nasabah High Net Worth di Indonesia dan regional. Menurutnya, pengembangan bisnis wealth management tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan layanan kepada nasabah prioritas dan private banking, tapi juga menjadi mesin penggerak pendapatan berbasis komisi perseroan.

"Tahun ini, kami targetkan fee-based income dari wealth management sampai Rp450 miliar," ujar Hery dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (16/4/2018).

Sepanjang tahun lalu, Bank Mandiri mencetak pendapatan komisi dari bisnis wealth management senilai Rp320 miliar atau melampaui target yang besarnya Rp200 miliar.

Bank pelat merah tersebut juga memandang amnesti pajak, di mana terdapat dana repatriasi sebesar Rp147 triliun dari total deklarasi wajib pajak sebesar Rp4.800 triliun, dapat memberikan peluang bagi perseroan untuk menawarkan variasi investasi.

Di samping itu, dia mengungkapkan bahwa dari total dana kelolaan (Funds Under Management/FUM) wealth management sebesar Rp192 triliun. Komposisinya masih didominasi oleh Dana Pihak Ketiga (DPK) yang mencapai 67%, sedangkan Asset Under Management (AUM) hanya sebesar 33%.

"Kami ingin ada kenaikan pada persentase AUM melalui konversi dari DPK. Secara gradual mungkin tahun ini bisa naik ke 35% untuk kemudian, jika mungkin, persentasenya menjadi 50:50," sebut Hery.

Dia mengatakan manfaat konversi ini dapat meningkatkan nilai kekayaan yang diinvestasikan oleh nasabah jika hanya disimpan dalam bentuk tabungan atau simpanan jangka pendek. Adapun bagi bank, keuntungannya didapatkan dari konversi dana DPK ke AUM dalam bentuk pendapatan berbasis komisi.

"Target kami saat ini adalah untuk mengkonversi dana tersebut ke AUM," tambah Hery.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nirmala Aninda
Editor : Annisa Margrit

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper