Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kuartal II/2018, BCA Syariah Pacu Pembiayaan Modal Kerja

Mengacu pada pengalaman dalam siklus tahunan, Presiden Direktur PT Bank BCA Syariah John Kosasih optimistis kinerja pembiayaan jelang momentum Hari Raya tahun ini akan mengalami peningkatan.
Nasabah saat melakukan transaksi di salah satu kantor Bank BCA Syariah yang ada di Jakarta. (Bisnis/Nurul Hidayat)
Nasabah saat melakukan transaksi di salah satu kantor Bank BCA Syariah yang ada di Jakarta. (Bisnis/Nurul Hidayat)

Bisnis.com, JAKARTA - Permintaan kredit dan pembiayaan untuk modal kerja dan konsumer diharapkan tumbuh signifikan pada kuartal kedua tahun 2018 seiring dengan adanya liburan tengah tahun dan Hari Raya Idul Fitri.

Mengacu pada pengalaman dalam siklus tahunan, Presiden Direktur PT Bank BCA Syariah John Kosasih optimistis kinerja pembiayaan jelang momentum Hari Raya tahun ini akan mengalami peningkatan.

“Kalau menjelang Lebaran memang siklusnya akan ada peningkatan, terutama untuk pembiayaan modal kerja. Rata-rata semua sektor industri akan naik, baik perdagangan, sandang, makanan dan minuman, infrastruktur, tambang dan industri penunjang,” katanya kepada Bisnis belum lama ini.

Selain pembiayaan modal kerja, BCA Syariah juga memproyeksikan pembiayaan konsumer juga akan mengalami kenaikan.

Secara khusus, BCA Syariah akan memanfaatkan periode tersebut untuk meningkatkan kinerja di sektor pembiayaan otomotif.

“Pembiayaan segmen konsumtif juga akan naik terutama untuk kendaraan roda dua dan empat, baik niaga, pribadi maupun bus dan truk,” paparnya.

Pada kuartal I/2018, anak usaha PT Bank Central Asia Tbk. tersebut mencatatkan kinerja positif yang melampaui target dalam rencana bisnis bank.

Secara total, sepanjang Januari – Maret lalu, BCA Syariah mencetak kenaikan laba sebelum pajak sebesar 27% secara year on year.

Kenaikan laba didorong oleh pertumbuhan pembiayaan sebesar 23% dibandingkan periode yang sama tahun 2017 menjadi Rp4,3 triliun.

Di sisi pendanaan, total dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun mencapai Rp4,9 triliun, tumbuh 16% dibandingkan akhir kuartal I/2017. Seiring dengan itu, aset perseroan pun turut terkerek sebesar 14% secara tahunan menjadi Rp6,12 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper