Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintah Terus Berupaya Kejar Pertumbuhan Ekonomi 6%

Bisnis.com, JAKARTA Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan pertumbuhan ekonomi tidak boleh berlama-lama tumbuh melambat atau di bawah 6%. Pemerintah pun saat ini terus berupaya menjadikan cita-cita itu terwujud melalui beragam deregulasi.
Menko Perekonomian Darmin Nasution menyampaikan paparan dalam acara Digital Economic Briefing, di Jakarta, Kamis (16/11)./JIBI-Felix Jody Kinarwan
Menko Perekonomian Darmin Nasution menyampaikan paparan dalam acara Digital Economic Briefing, di Jakarta, Kamis (16/11)./JIBI-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan pertumbuhan ekonomi tidak boleh berlama-lama tumbuh melambat atau di bawah 6%. Pemerintah pun saat ini terus berupaya menjadikan cita-cita itu terwujud melalui beragam deregulasi.

"Paling lambat harus terjadi pada tahun depan atau setahun setelah itu pada kisaran 6%. Makanya ini kami siapkan berbagai hal supaya tahun depan lebih siap dan segera terjadi," katanya, Selasa (24/4/2018).

Darmin mengemukakan bahwa banyak penyederhanaan yang sedang diupayakan kerjasamanya dengan berbagai lembaga termasuk Mahkamah Agung untuk mempermudah berbagai kegiatan usaha.

Saat ini, lanjut Darmin, Indonesia memang belum bisa menikmati pertumbuhan ekonomi yang baik di antaranya akibat kecenderungan ekspor yang masih berbasis komoditi. Artinya, dalam perkembangan ke depan seluruh pihak harus mengupayakan dan mendukung kinerja ekspor berbalik pada basis industri.

Meski demikian, Darmin menyebut jika harapan pertumbuhan ekonomi tidak mencapai 6% pada tahun depan, konsekuensinya pun belum sampai akan terjadi gejolak yang berlebihan. Namun, target ini bagi pemerintah untuk menyelamatkan kondisi penyerapan kerja di Indonesia agar lebih tinggi.

Pasalnya, relevansi penyerapan tenaga kerja yang lebih tinggi akan menjadi modal utama pada masa depan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi lagi.

"Jadi sekarang konsumsi relatif berkembang, yang perlu didorong itu investasi dan ekspornya," ujar Damin.

Darmin pun kembali menegaskan ke depan pemerintah akan melakukan percepatan 16 deregulasi yang sudah digelontorkan.

Pemerintah akan mengundang lebih banyak investor untuk mendorong kinerja ekonomi di Indonesia. Untuk itu, penyederhanaan perizinan tengah dipersiapkan melalui sistem integrasi yang berbasis daring.

Pemerintah menyadari adanya 31.900 peraturan setingkat PP hingga peraturan menteri hingga 35.700 peraturan di tingkat daerah untuk mendapatkan izin usaha sudah sangat memberatkan para investor. Untuk itu, saat ini penyederhanaan puluhan ribu aturan tersebut terus menjadi fokus pemerintah.

Sementara itu, bagi Darmin, jika penyederhanaan itu sudah diimplementasikan tentu akan menjadi pendorong tren pertumbuhan ekonomi Indonesia yang arahnya selalu naik.

"Pertumbuhan ekonomi itu sudah diiringi dengan penurunan tingkat pengangguran, pengangguran kemiskinan, penurunan gini ratio yang merupakan indikator distribusi pendapatan," katanya.

Sementara itu, dalam pengendalian inflasi, Darmin mengklaim, kalau 30 tahun yang lalu ekonom dari sisi inflasi Indonesia masih dalam digit ganda maka dalam 10 tahun terakhir sudah pada kisaran 4% hingga saat ini menuju 3%.

Menurut Darmin, dengan hal itu Indonesia sudah tidak lagi merasakan harga-harga itu naik cepat, sehingga jika suatu ekonomi relatif baik dan pengangguran turun, kemiskinan turun, distribusi pendapatan pun akan baik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Achmad Aris
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper