Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Fokus Deteksi Kesehatan Ekonomi Zona Euro, ECB Pertahankan Kebijakan Moneter

Bank Sentral Eropa (ECB) masih menahan diri untuk membicarakan akhir dari program pembelian obligasi maupun penguatan euro. Pasalnya, para pejabat bank sentral masih fokus untuk menaksir kesehatan perekonomian Zona Euro saat ini dan ke depannya.
Kanptr pusat Bank Sentral Eropa (ECB) di Frankfurt, Jerman/Reuters-Alex Domanski
Kanptr pusat Bank Sentral Eropa (ECB) di Frankfurt, Jerman/Reuters-Alex Domanski

Bisnis.com, JAKARTA – Bank Sentral Eropa (ECB) masih menahan diri untuk membicarakan akhir dari program pembelian obligasi maupun penguatan euro. Pasalnya, para pejabat bank sentral masih fokus untuk menaksir kesehatan perekonomian Zona Euro saat ini dan ke depannya.

Para Dewan Gubernur ECB menghabiskan dua hari Rapat Kebijakan ECB di Frankurt, Jerman, membicarakan tentang pelemahan data ekonomi sepanjang kuartal I/2018. Sementara mereka menyadari bahwa momentum melunak sejak awal tahun, Gubernur ECB Mario Draghi masih yakin dengan kekuatan ekspansi Zona Euro tahun ini.

“Bagian menariknya adalah kami tidak membicarakan khusus mengenai kebijakan moneter karena sudah cukup jelas sejak rapat terakhir. Secara lebih luas, negara-negara telah merasakan pertumbuhan moderat dan hilangnya beberapa momentum,” ujar Draghi dalam konferensi pers sesaat setelah rapat kebijakan berakhir, seperti dikutip Bloomberg, Jumat (27/4/2018).

Selanjutnya, Draghi juga mengungkapkan para pembuat kebijakan tidak fokus dengan volatilitas mata uang. Oleh karena itu, euro menguat setidaknya 0,4% terhadap dolar AS dan diperdagangkan US$1,21 pada pukul 3.50 siang waktu Frankurt.

Sebelumnya, ECB juga telah mengonfirmasi bahwa bank sentral tidak akan mengubah komitmennya untuk menghentikan pembelian obligasi per bulan sebesar 30 miliar euro (US$37 miliar) setidaknya hingga September 2018.

Sementara itu, upaya bank sentral untuk mengembalikan inflasi mendekati 2% telah semakin disulitkan. Pasalnya, data-data ekonomi menunjukkan laju tercepat pertumbuhan ekonomi Zona Euro selama sedekade bakal berakhir.

Begitu juga output industri mulai memudar dan merusak keyakinan bisnis. Hal ini terjadi seiring ancaman perang dagang global membayangi perekonomian Eropa yang terlalu bersandar dengan kinerja ekspor.

“Informasi yang muncul sejak pertemuan terakhir kami di awal Maret mengarah pada pergerakan moderat yang sama, sementara ECB akan tetap konsisten dengan ekspansi perekonomian Zona Euro yang solid dan meluas,” tutur Draghi.

Dia kembali menegaskan, kekuatan Zona Euro akan terus mendukung keyakinan pejabat ECB bahwa inflasi akan bergerak ke arah target ECB, mendekati 2% dalam jangka menengah. Saat ini, ECB mengumumkan tingkat inflasi masih berada di bawah target bank sentral dan telah direvisi menjadi 1,3% pada Maret dari perkiraan sebelumnya 1,4%.

Adapun, pejabat ECB yang tidak ingin disebutkan identitasnya menambahkan, melihat ada ruang untuk menunggu hingga rapat kebijakan selanjutnya (Juli 2018) untuk menjelaskan lebih lanjut mengenai penghentian program pembelian obligasi."Perlu waktu untuk menilai apakah ekonomi dapat membaik setelah perlambatan di kuartal I/2018," ujarnya.

Adapun ekonom yang disurvei Bloomberg tidak memperkirakan para pembuat kebijakan bakal membuat perubahan dalam stimulus moneternya hingga secepatnya pada Juni. Sementara beberapa responden lainnya tetap memperkirakan pembelian aset akan dihentikan pada Juli atau September.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Fajar Sidik
Sumber : Bloomberg

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper