Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

'Rujuk', Bos JP Morgan Temui Jokowi

Managing Director sekaligus Senior Country Officer Indonesia JP Morgan, Haryanto T.Budiman menyatakan diskusi antara pihaknya dan presiden berjalan sangat baik. CEO JP Morgan Chase Jamie Dimon juga hadir dalam diskusi itu.
Haryanto T. Budiman, Managing Director JP Morgan (tengah), dan CEO of JP Morgan Chase Jamie Dimon (kanan) memberikan keterangan kepada media di Istana Negara, Rabu (2/5). (Yodie Hardiyan/Bisnis).
Haryanto T. Budiman, Managing Director JP Morgan (tengah), dan CEO of JP Morgan Chase Jamie Dimon (kanan) memberikan keterangan kepada media di Istana Negara, Rabu (2/5). (Yodie Hardiyan/Bisnis).

Bisnis.com, JAKARTA -- Bos bank investasi asal Amerika Serikat, JP Morgan Chase Bank., N.A., menemui Presiden Joko Widodo di Istana setelah perusahaan itu kembali ditunjuk oleh Kementerian Keuangan sebagai diler utama Surat Utang Negara (SUN).

Managing Director sekaligus Senior Country Officer Indonesia JP Morgan, Haryanto T.Budiman menyatakan diskusi antara pihaknya dan presiden berjalan sangat baik. CEO JP Morgan Chase Jamie Dimon juga hadir dalam diskusi itu.

"Kita diskusi banyak sekali, termasuk diskusi cyber security, diskusi investment, diskusi terkait dengan hal-hal pengurangan birokrasi," kata Haryanto seusai bertemu Presiden Jokowi, Rabu (2/5/2018).

Seperti diketahui, JP Morgan dianggap telah memenuhi syarat untuk kembali menjadi diler utama dalam lelang surat berharga negara pemerintah, setelah 1 tahun lamanya hubungan kemitraannya diputus oleh pemerintah.

Hasil penilaian Kementerian Keuangan menunjukkan bahwa JP Morgan telah memenuhi seluruh kriteria dan persyaratan sebagai diler utama sebagaimana diatur dalam PMK Nomor 234/PMK.08/2016 tentang Dealer Utama.

Selain itu, JP Morgan juga telah berkomitmen untuk mematuhi seluruh ketentuan yang diatur dalam PMK Nomor 234/PMK.08/2016 tentang Dealer Utama.

Sebagai informasi, pemerintah memutus hubungan kemitraan dengan JP Morgan dalam hal bank persepsi pada 9 Desember 2016. Pemutusan hubungan kemitraan dikarenakan hasil riset JP Morgan yang menurunkan rating rekomendasi investasi, yang mana diduga kuat dapat memicu arus modal keluar dari dalam negeri.

Adapun, riset tersebut menyebutkan, JP Morgan merekomendasikan pengaturan ulang alokasi portofolio para investor, dan bank persepsi tersebut memangkas dua level rekomendasi Indonesia dari “overweight” menjadi “underweight”.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Yodie Hardiyan
Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper