Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

STRATEGI PENDANAAN: Obligasi Jumbo BUMN Serbu Pasar Modal

Sejumlah perseroan pelat merah bakal menjaring dana segar dari pasar modal melalui penerbitan obligasi di tengah kondisi pasar yang tengah bergejolak.

Bisnis.com, JAKARTA— Sejumlah perseroan pelat merah bakal menjaring dana segar dari pasar modal melalui penerbitan obligasi di tengah kondisi pasar yang tengah bergejolak.

Berdasarkan data yang dihimpun Bisnis.com, PT PP (Persero) Tbk., PT Perkebunan Nusantara III (Persero), PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero), dan PT Kereta Api Indonesia (Persero) berencana mengemisi obligasi pada 2018. Total jumlah pokok yang diterbitkan keempatnya diperkirakan mencapai Rp12,5 triliun.

Direktur Keuangan PP Agus Purbianto menjelaskan bahwa saat ini proses penerbitan Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) II Obligasi Tahun 2018 Rp1,5 triliun tengah memasuki tahap registrasi 2 di Otoritas Jasa Keuangan. Perseroan menyatakan surat utang tersebut akan diemisi pada semester I/2018.

Agus optimistis surat utang yang diterbitkan akan terserap penuh oleh para investor. Di tengah kondisi pasar yang bergejolak, investasi di fixed income menjadi salah satu instrumen yang cukup menarik.

“Apalagi dengan gejolak kurs dan inflasi tentunya masih ada ruang untuk mengerek interest rate increase,” ujarnya kepada Bisnis, Selasa (14/5).

Emiten berkode saham PTPP itu berencana menggunakan dana yang didapat untuk keperluan refinancing senilai Rp700 miliar. Sisanya, PTPP akan menggunakan dana yang didapat untuk keperluan modal kerja dan invetasi.

Agus memperkirakan obligasi tersebut akan dipatok dengan kupon berkisar 7,25%—8%. Besaran tersebut lebih rendah dibandingkan dengan surat utang serupa yang diemisi PTPP pada 2015.

Sementara itu, Corporate Secretary Pelabuhan Indonesia (Pelindo) IV Iwan Sjarifuddin mengungkapkan penerbitan obligasi akan dilakukan secara bertahap Rp3 triliun dan Rp2 triliun. Dengan demikian, total emisi akan mencapai Rp5 triliun.“Obligasi domestik dan rencananya akan dieksekusi Juni 2018,” ujarnya.

Iwan menjelaskan bahwa dana yang dihimpun lewat penerbitan surat utang tersebut akan digunakan untuk peningkatan fasilitas infrastruktur dan suprastruktur pelabuhan. Secara khusus, kucuran dana akan diberikan untuk Makassar New Port, Kendari New Port, Pelabuhan Pantolan, dan Pelabuhan Bitung.

Dia menyebut alasan perseroan menerbitkan obligasi domestik mengingat kupon yang ditawarkan lebih menarik. Apalagi, persyaratan yang berlaku dinilai lebih mudah.

Diberitakan Bisnis.com sebelumnya, Pelindo IV juga akan menggunakan dana penerbitan obligasi untuk melunasi pinjaman perbankan. Total utang yang bakal dilunasi mencapai Rp1,2 triliun.

Seperti diketahui, Pelindo IV telah mendapatkan peringkat AA dari PT Pemeringkat Efek Indonesia pada 25 September 2017. Pemeringkatan tersebut berlaku sejak ditetapkan sampai dengan 1 September 2018.

Sebagai catatan, PT Perkebunan Nusantara (PTPN) III (Persero) tengah mempersiapkan penerbitan obligasi domestik. Perseroan sedang menunggu pemeringkatan dan memroses tender dengan penjamin emisi.

Manajemen mengatakan rencana penerbitan obligasi domestik tersebut ditargetkan rampung pada semester I/2018. Rencananya, instrumen tersebut akan diemisi pada Juni 2018.

PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatat emisi obligasi domestik oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mencapai Rp11,92 triliun pada kuartal I/2018. Jumlah tersebut tumbuh signifikan 76,59% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

KSEI mencatat total emisi obligasi domestik BUMN pada kuartal I/2017 hanya sebesar Rp6,75 triliun. Aksi korporasi tersebut dilakukan oleh PT Waskita Karya (Persero) Tbk dengan jumlah pokok Rp1,65 triliun dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Rp5,10 triliun.

Ramdhan Ario Maruto, Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Indonesia memprediksi daya serap pasar terhadap instrumen surat utang yang diterbitkan oleh BUMN masih tinggi. Bagi investor, obligasi menarik mengingat yield yang ditawarkan relatif tinggi.

Kendati demikian, Ramdhan memprediksi cost of fund bagi penerbit obligasi lebih tinggi dibandingkan dengan awal 2018 atau periode 2017.

“Rate obligasi korporasi tidak lepas dari SUN dan premi,” imbuhnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Riendy Astria

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper