Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pelemahan Rupiah: Ahmad Erani Sebut Mitigasi Ekonomi Berjalan Baik

Ahmad Erani, Staf Khusus Presiden bidang Ekonomi, menyatakan pelemahan rupiah yang saat ini melanda Indonesia bukanlah sebuah ancaman karena proses mitigasi ekonomi berjalan dengan baik.
Staf Khusus Presiden bidang Ekonomi Ahmad Erani Yustika/Bisnis-Amanda K. Wardhani
Staf Khusus Presiden bidang Ekonomi Ahmad Erani Yustika/Bisnis-Amanda K. Wardhani

Bisnis.com, JAKARTA — Ahmad Erani Yustika, Staf Khusus Presiden bidang Ekonomi, menyatakan pelemahan rupiah yang saat ini melanda Indonesia bukanlah sebuah ancaman karena proses mitigasi ekonomi berjalan dengan baik.

Dia menyebutkan pelemahan nilai tukar rupiah tidak seburuk seperti yang dialami oleh negara-negara yang relatif memiliki pertumbuhan ekonomi lebih tinggi dibandingkan Indonesia.

“Tadi kita cek pelemahan nilai rupee di India itu 5,8%, lebih tinggi 2% [pelemahan] dibandingkan Indonesia. Itu india, yang pertumbuhan ekonominya lebih tinggi. [Indonesia] tidak berdarah- darah  seperti kasus di Argentina, Turki, Brasil, bahkan Rusia, yang [depresiasi mata uangnya] jauh lebih tinggi daripada Indonesia,” ucapnya di Jakarta, Kamis (24/5/2018).

Menurutnya, sejak 1980, hampir tidak ada negara yang tidak terkoneksi satu dengan lainnya karena globalisasi ekonomi menjadi praktik sehari hari. Bahkan, negara yang dulu dianggap sebagai bangsa yang selektif  melakukan transaksi antara negara seperti China.

“Hari ini [China] sedemikian pekatnya berinteraksi dengan Eropa dan Amerika. Pemegang bond terbesar di Amerika Serikat adalah China,” ujarnya.

Menurutnya, sejak tahun 1980, hampir tidak ada negara yang tidak terkoneksi satu dengan lainnya karena globalisasi ekonomi menjadi praktek sehari hari. Bahkan, negara yang dulu dianggap sebagai bangsa yang selektif  melakukan transaksi antar negara seperti China.

Tak hanya itu, pelemahan rupiah yang cukup dalam juga semakin menekan defisit neraca transaksi berjalan. Kendati demikian, Erani menjelaskan sumber defisit tersebut berasal dari neraca perdagangan. Salah satunya dari kenaikan impor bahan baku industri.

“Yang memang itu sekarang dalam posisi industri di Indonesia sedang melakukan ekspansi kegiatan ekpnomi. Nantinya ketika ada defisit nilai perdagangan, terutama dari bahan baku, akan segera bisa diserap dalam bentuk kenaikan ekspor,” ujarnya.

Lebih lanjut, pelemahan rupiah sebenarnya bisa dilihat dari dua sisi mata uang yakni sebagai sebuah risiko atau hal yang positif. Untuk risiko, pelemahan rupiah berisiko meningkatkan pembayaran utang baik pemerintah maupun swasta.

Sebaliknya, pelemahan rupiah diakuinya bisa dilihat sebagai fasilitas untuk mendorong ekspor karena memacu daya saing produk Indonesia di pasar internasional.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper