Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gubernur BI Baru Harus Segera 'Selamatkan' Rupiah

Ketua DPR RI Bambang Soesatyo meminta Gubernur Bank Indonesia yang baru saja dilantik, Perry Warjiyo, segera melakukan akselerasi untuk menjaga kestabilan nilai tukar rupiah.
Petugas mengangkut tumpukan uang kertas pada bagian pelayanan perkasan Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Jawa Timur, di Surabaya, Jawa Timur, Rabu (7/6)./Antara-Moch Asim
Petugas mengangkut tumpukan uang kertas pada bagian pelayanan perkasan Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Jawa Timur, di Surabaya, Jawa Timur, Rabu (7/6)./Antara-Moch Asim

Bisnis.com, JAKARTA -- Ketua DPR RI Bambang Soesatyo meminta Gubernur Bank Indonesia yang baru saja dilantik, Perry Warjiyo, segera melakukan akselerasi untuk menjaga kestabilan nilai tukar rupiah.

Sebagai otoritas moneter, BI perlu memantapkan strategi kebijakan moneter serta mengatur, menjaga sistem pembayaran dan menjaga sistem keuangan.

"Sebagai mantan Deputi Gubernur BI, Perry telah melalui kejadian krisis 1997, 1998, dan 2005, dan berbagai tahun gejolak ekonomi dunia lainnya. Saya yakin Gubernur BI yang baru sudah sangat paham bagaimana mengatasi hal tersebut," ujar Bamsoet dalam keterangan resminya Kamis (24/5/18).

Adapun Perry Warjiyo hari ini dilantik sebagai Gubernur BI periode 2018-2023. Dia menggantikan Agus Martowardojo yang telah mengakhiri masa jabatannya pada 23 Mei 2018.

Politisi yang kerap disapa Bansoet ini menjelaskan stabilitas moneter bisa menjaga momentum pertumbuhan ekonomi di tengah belum pulihnya ekonomi global. Walaupun diperkirakan ekonomi global akan membaik ditandai dengan meningkatnya volume perdagangan dunia dan harga komoditas, namun bukan berarti perbaikan itu langsung terjadi begitu saja. Berbagai kemungkinan masih bisa terjadi.

"BI harus bisa mengantisipasi pelemahan ini agar Indonesia tak terlalu kena dampaknya. Pemerintah sudah mematok pertumbuhan ekonomi 2018 sebesar 5,4%, lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi global," paparnya.

Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi global pada 2018 sebesar 3,1% melambat menjadi 3 persen di 2019 dan kemungkinan turun menjadi 2,9% di 2020.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Edi Suwiknyo
Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper