Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penuhi Kewajiban Pemilikan Minimum, ADPI dan Manajer Investasi Bermitra

Asosiasi Dana Pensiun Indonesia menjalin kemitraan dengan manajer investasi untuk meracik portofolio reksa dana dengan underlying surat berharga negara (SBN) untuk memenuhi kewajiban pemilikan minimum.
OJK mendorong industri dana pensiun gelar lebih banyak program/Antara
OJK mendorong industri dana pensiun gelar lebih banyak program/Antara

Bisnis.com, JAKARTA – Asosiasi Dana Pensiun Indonesia menjalin kemitraan dengan manajer investasi untuk meracik portofolio reksa dana dengan underlying surat berharga negara (SBN) untuk memenuhi kewajiban pemilikan minimum.

Pasalnya, sejumlah besar anggota ADPI dinilai belum bisa memenuhi ketentuan OJK tersebut.

Direktur Eksekutif ADPI Bambang Sri Muljadi mengatakan para dana pensiun dengan dana kelolaan relatif kecil itu memang kesulitan untuk memenuhi amanah Peraturan OJK No. 1/2016 tentang Investasi Surat Berharga Negara Bagi Lembaga Jasa Keuangan Non Bank tersebut kendati sudah dua kali direlaksasi dengan sejumlah instrumen alternatif.

“Masih [belum memenuhi semua]. Mau bagaimana lagi. Meski diberi peringatan, kalau tidak bisa bagaimana?,” ungkapnya kepada Bisnis, pekan lalu.

Oleh karena itu, dia mengatakan asosiasi baru-baru ini bekerjasama dengan manajer investasi untuk mengemas reksa dana dengan underlying SBN untuk memenuhi kebutuhan anggotanya itu.

Setidaknya, jelas Bambang, dana pensiun itu bisa memenuhi 50% kepemilikan SBN melalui reksa dana. Selebihnya, kewajiban bakal dipenuhi dengan pemilikan pada obligasi BUMN dan BUMD yang terkait pengembangan infrastruktur.

“Kami kemarin berkerjasama dengan MI untuk mengemas reksa dana,” jelasnya.

Bambang mengatakan sejauh ini minat sektor dana pensiun terhadap SBN juga masih tetap tinggi, kendati ada kecenderungan penurunan imbal hasil. Dana pensiun, jelasnya, umumnya konsisten menjalankan arahan investasi sehingga tidak akan terlalu banyak merubah portofolionya.

Dia mengatkaan sampai saat ini sejumlah dana pensiun pun masih menginginkan instrumen tersebut.

Bahkan, pelaku dana pensiun yang sudah sejak lama memiliki SBN pun cenderung menahan diri untuk mengambil keuntungan dengan menjual instrumen tersebut di pasar sekunder seiring dengan penurunan imbal hasil atau yield SBN yang beru diterbitkan.

Pasalnya, dia menilai nilai SBN itu tidak terpengaruh oleh nilai pasar. “SBN itu hold to maturity, jadi nilainya sesuai nominal di buku dan nilainya tidak terpengaruh pasar.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper