Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Proyek Infrastruktur Masih Jadi Kontributor Terbesar Kontrak Baru BUMN Karya

Emiten konstruksi pelat merah mengantongi tambahan sejumlah kontrak baru yang masih didominasi dari proyek infrastruktur sampai dengan April 2018.
Pekerja menyelesaikan pembangunan jalan tol Bekasi-Cawang-Kampung-Melayu (Becakayu) yang dikerjakan oleh PT Waskita Karya Tbk. (Persero) di Jakarta, Senin (17/4)./JIBI-Abdullah Azzam
Pekerja menyelesaikan pembangunan jalan tol Bekasi-Cawang-Kampung-Melayu (Becakayu) yang dikerjakan oleh PT Waskita Karya Tbk. (Persero) di Jakarta, Senin (17/4)./JIBI-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA—Emiten konstruksi pelat merah mengantongi tambahan sejumlah kontrak baru yang masih didominasi dari proyek infrastruktur sampai dengan April 2018.

Sekretaris Perusahaan Waskita Karya Shastia Hadiarti menjelaskan bahwa komposisi perolehan kontrak baru perseroan masih didominasi oleh proyek infrastruktur. Adapun, PT Waskita Beton Precast Tbk. menjadi kontributor terbesar untuk perolehan pekerjaan baru hingga April 2018.

Shastia mengatakan Waskita Beton Precast menyumbangkan 60% kontrak baru perseroan pada April 2018. Kondisi tersebut tidak jauh berbeda dengan pencapaian periode kuartal I/2018.

“Nilai kontrak baru Rp4,2 triliun sampai dengan April 2018,” ujarnya kepada Bisnis.com, Senin (28/5/2018).

Dengan demikian, emiten berkode saham WSKT itu mendapatkan tambahan kontrak Rp600 miliar pada April 2018. Tercatat, perolehan kontrak baru Rp3,6 triliun pada kuartal I/2018.

Adapun, tambahan kontrak Rp600 miliar tersebut membuat realisasi perolehan kontrak baru perseroan sebesar 6% dari target yang dipasang tahun ini. Pasalnya, WSKT menargetkan kontrak baru hingga Rp70 triliun pada 2018.

Sementara itu, Direktur Utama PT PP (Persero) Tbk. Lukman Hidayat mengungkapkan telah mengantongi kontrak baru Rp11,3 triliun sampai dengan April 2018. Pencapaian tersebut tumbuh 25% dari periode yang sama tahun lalu Rp9,0 triliun.

Sampai dengan April 2018, komposisi perolehan proyek baru perseroan masih didominasi dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan komposisi 47,64% atau setara dengan Rp5,93 triliun. Adapun, sektor swasta berkontribusi 44,44% atau Rp5,03 triliun.

Seperti diketahui, emiten berkode saham PTPP itu menargetkan perolehan kontrak baru Rp49,1 triliun pada 2018. Manajemen menyatakan akan menjaga kontribusi proyek baru dari pemerintah sebesar 25% pada tahun ini.

Sebelumnya, Direktur Utama PT Wijaya Karya (Persero) Tbk Tumiyana menjelaskan bahwa capaian kontrak baru terbesar datang dari sektor infrastruktur dan gedung dengan raihan kontrak Rp8,18 triliun sampai dengan pekan ketiga April 2018. Selanjutnya, sektor industri menyusul dengan Rp2,07 triliun.

Adapun, raihan kontrak dari sektor energi dan industrial plant menyumbang Rp814,40 miliar. Terakhir, sektor properti berkontribusi Rp207,77 miliar.

"Raihan kontrak baru hingga pekan ketiga April 2018 mencapai Rp11,27 triliun atau hampir 20% dari target kontrak baru perseroan tahun ini,” paparnya.

Tumiyana mengatakan kontrak baru terbesar berasal dari sinergi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan kontribusi 54%. Salah satu proyek yang berkontribusi besar yakni pembangunan jalan layang Teluk Lamong yang diinisiasi PT Pelabuhan Indonesia III (Persero).

Dari sektor swasta, sambungnya, berkontribusi 36.29% terhadap kontrak baru perseroan. Sisanya 9,40% berasal dari proyek pemerintah.

Sementara itu, Ki Syahgolang Permata, Sekretaris Perusahaan PT Adhi Karya (Persero) Tbk. mengungkapkan telah mengantongi kontrak baru Rp3,8 triliun sampai dengan April 2018. Pencapaian itu naik 25,9% dari periode sebelumnya Rp3,0 triliun.

Dia menjelaskan bahwa realisasi perolehan kontrak baru yang didapatkan antara lain proyek RSKIA Tahap II senilai Rp279,5 miliar dan pekerjaan Apartemen Cordova senilai Rp164,0 miliar. Kontribusi terbesar masih berasal dari proyek lini bisnis konstruksi dan energi sebesar 88,2%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Riendy Astria

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper