Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sri Mulyani Tegaskan Pemerintah Fokus Tekan Defisit Transaksi Berjalan

Menteri Keuangan Sri Mulyani Iddrawati menyatakan pemerintah akan terus berupaya untuk meningkatkan upaya agar defisit transaksi berjalan dapat berkurang.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan  sambutan pada  peluncuran Laporan Triwulanan Perekonomian Indonesia Juni 2018 oleh World Bank Indonesia di Jakarta,Rabu (6/6/2018)./JIBI-Dedi Gunawan
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan sambutan pada peluncuran Laporan Triwulanan Perekonomian Indonesia Juni 2018 oleh World Bank Indonesia di Jakarta,Rabu (6/6/2018)./JIBI-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Keuangan Sri Mulyani Iddrawati menyatakan pemerintah akan terus berupaya untuk meningkatkan upaya agar defisit transaksi berjalan dapat berkurang.

Di sisi lain, pemerintah juga akan memperkuat regulasi untuk meningkatkan ekspor. Pernyataan itu disampaikan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (25/6/2018) saat ditanya soal neraca perdagangan Indonesia yang defisit US$1,52 miliar pada Mei 2018.

Di Istana Kepresidenan, Sri bersama Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution, Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso dan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menemui Presiden.

"Ya kita tentu terus akan melihat dari sisi sektor riil. Kita terus akan melihat bagaimana policy akan terus difokuskan untuk membantu supaya neraca pembayaran kita, terutama dari transaksi berjalan, bisa dikurangi," katanya.

Sri mengatakan dirinya dan pejabat lembaga ekonomi negara menyatakan kepada Presiden apabila perekonomian ingin dimajukan tapi defisit transaksi berjalan tetap bisa dijaga maka kebijakan mengenai dukungan terhadap ekspor, turisme sampai industri yang menghasilkan produk subtitusi impor, perlu diperkuat.

"Kita juga membahas apa respons secara bersama dari sektor riil seperti Menko Perekonomian. Dari kami, dari sisi apakah insentif, apakah kemudahan, apakah itu dari perpajakan, dari bea cukai, kepabeanan dan juga dari makro prudentialnya Bank Indonesia serta makro prudential policy-nya di OJK. Ini nanti akan kita terus follow up untuk bisa secara konkret untuk bisa memperbaiki kondisi," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper