Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Suku Bunga BI Naik 50 Bps, Multifinance tetap Buru Pinjaman

Pelemahan nilai tukar rupiah dan kenaikan suku bunga BI 7 days (reverse) repo rate (BI-7DRR) sebesar 50 basis poin dinilai tidak akan memengaruhi rencana multifinance untuk merealisasikan rencana pendanaan baik dari pinjaman luar negeri.
Direktur PT BFI Finance Indonesia Tbk Sudjono (kiri) bersama Direktur Sutadi saat memberikan paparan publik di Jakarta, Rabu (15/4/2015). /Bisnis.com
Direktur PT BFI Finance Indonesia Tbk Sudjono (kiri) bersama Direktur Sutadi saat memberikan paparan publik di Jakarta, Rabu (15/4/2015). /Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Pelemahan nilai tukar rupiah dan kenaikan suku bunga BI 7 days (reverse) repo rate (BI-7DRR) sebesar 50 basis poin dinilai tidak akan memengaruhi rencana multifinance untuk merealisasikan rencana pendanaan baik dari pinjaman luar negeri.

Direktur Keuangan PT BFI Finance Sudjono optimistis pihaknya masih mampu merealisasikan target pendanaan pada tahun ini. Emiten multifinance dengan kode saham BFIN itu berencana mencari sumber pendanaan senilai sekitar 25% dari pinjaman luar negeri atau offshore loan.
Sekitar 40% lainnya berasal dari penerbitan obligasi dan selebihnya dari pinjaman dalam negeri.

"Rencana pendanaan sejauh ini masih berjalan sesuai rencana awal tahun," ungkapnya kepada Bisnis Jumat (29/6/2018).

Sudjono menilai penyesuaian suku bunga acuan yang dilakukan BI pada hari ini merupakan suatu keniscayaan guna memelihara kepercayaan investor terhadap Indonesia di tengah perkembangan ekonomi global yang mengkhawatirkan sebagai dampak dari perang dagang. Dia pun memperkirakan suku bunga pinjaman perbankan dan pembiayaan akan berangsur naik pada semester II/2018.

Meskipun begitu, Sudjono mengatakan bahwa offshore loan membutuhkan kestabilan nilai tukar rupiah.

"Sejauh ini [pendanaan] berjalan dengan baik, hanya saja untuk pinjaman luar negeri membutuhkan kestabilan rupiah sehingga total biaya transaksi, termasuk swap tidak membengkak," ungkapnya.

Sepanjang 2018, BFIN menargetkan penyaluran pembiayaan dapat tumbuh 20% dari realisasi 2017 sebesar Rp14,341 miliar. Target pertumbuhan akan ditopang salah satunya oleh pembukaan 50 cabang baru di seluruh Indonesia, dimana 10 diantaranya telah terealisasi pada kuartal pertama tahun ini.

Perseoran juga telah meluncurkan produk pembiayaan syariah yang saat ini masih berfokus pada pembiayaan wisata halal dan perjalanan religi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Sutarno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper