Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

OJK: Kredit Perbankan Tumbuh 10,26% Per Mei 2018

Untuk pertama kalinya dalam tahun 2018, pertumbuhan penyaluran kredit industri perbankan tembus dua digit sesuai ekspektasi pemerintah.
Petugas memindahkan uang di cash center'Plaza Mandiri, Jakarta, Senin (15/5)./Antara-Akbar Nugroho Gumay
Petugas memindahkan uang di cash center'Plaza Mandiri, Jakarta, Senin (15/5)./Antara-Akbar Nugroho Gumay

Bisnis.com, JAKARTA - Untuk pertama kalinya, pertumbuhan penyaluran kredit industri perbankan tembus dua digit sesuai ekspektasi pemerintah.

Otoritas Jasa Keuangan menyatakan, kinerja intermediasi sektor jasa keuangan pada Mei 2018 terus menunjukkan perbaikan di tengah perkembangan pasar keuangan dan tekanan global.

Bahkan, untuk pertama kalinya dalam tahun ini, pertumbuhan kredit bank tembus dua digit, mendekati angka proyeksi sebesar 10%-12% secara tahunan.

"Kredit perbankan tumbuh sebesar 10,26% secara year on year [yoy], lebih tinggi dari pertumbuhan April 2018 sebesar 8,94% (yoy)," kata Deputi Komisioner Manajemen Strategis Dan Logistik OJK Anto Probowo, dalam keterangan tertulis, Jumat (29/6/2018).

Selaras dengan itu, perbaikan kinerja intermediasi perbankan tersebut didukung oleh pertumbuhan positif Dana Pihak Ketiga (DPK). Dalam lima bulan pertama tahun ini, dana masyarakat yang dihimpun naik 6,47% (yoy).

Di tengah sentimen yang mewarnai pasar keuangan domestik, risiko lembaga jasa keuangan, baik risiko kredit, pasar, dan likuiditas, masih terjaga pada level yang manageable.

Hal itu tampak dari Rasio Non Performing Loan (NPL) gross perbankan tercatat sebesar 2,79% ler Mei 2018. Rasio tersebut tidak mengalami perubahan dari NPL April 2018 sebesar 2,79% serta.

Permodalan bank juga masih cukup kuat yang tampak dari rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) sebesar 22,45%.

Dia menyatakan, OJK akan mempersiapkan serangkaian kebijakan untuk memastikan stabilitas pasar keuangan dan kinerja sektor jasa keuangan domestik tetap terjaga di tengah peningkatan volatilitas pasar.

"OJK akan terus memantau dinamika perekonomian global dan domestik, khususnya terkait laju kenaikan FFR, tren kenaikan suku bunga, dan perkembangan negosiasi dagang AS-Tiongkok," paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ropesta Sitorus
Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper