Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintah Targetkan Keseimbangan Primer APBN 2019 Bisa Surplus

Bisnis.com, JAKARTA Kementerian Keuangan akan mengupayakan agar keseimbangan primer dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2019 menjadi surplus atau mengubah tren defisit 6 tahun terakhir.
Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan paparan dalam konferensi pers Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) Kita di Jakarta, Senin (25/6/2018)./JIBI-Felix Jody Kinarwan
Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan paparan dalam konferensi pers Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) Kita di Jakarta, Senin (25/6/2018)./JIBI-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Keuangan akan mengupayakan agar keseimbangan primer dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2019 menjadi surplus atau mengubah tren defisit 6 tahun terakhir.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Suahasil Nazara mengatakan, saat ini pemerintah masih menampung arahan-arahan untuk menentukan besaran keseimbangan primer pada tahun depan.

Selanjutnya, dalam minggu-minggu ini akan melakukan penyusunan untuk diajukan presiden pada Agustus.

"Tahun depan, keseimbangan primer bakal berada pada posisi nol atau bahkan surplus defisit anggaran yang juga ditargetkan lebih kecil pada tahun depan atau 1,6%-1,9%," katanya, Senin (2/7).

Suahasil mengemukakan, keseimbangan primer menuju positif pada angka nol, bahkan bisa positif 0,30% sampai 0,05% dari PDB.

Untuk membentuk keseimbangan primer tersebut, pemerintah akan menargetkan pendapatan negara sebesar 12,7% hingga 13,5% dari PDB. Adapun, belanja negara ditargetkan sebesar 14,2% hingga 15,4% dari PDB.

Lalu, untuk rasio utang pada tahun depan akan tetap dijaga 28,8% hingga 29,2% dari PDB, atau di bawah batas aman yakni 30% dari PDB.

Sementara itu, berdasarkan update APBN per Mei 2018, kinerja keseimbangan primer memang menunjukkan tren yang baik. Keseimbangan primer itu telah mengalami surplus Rp18,1 triliun.

Adapun, keseimbangan primer adalah penerimaan negara dikurangi belanja di luar pembayaran bunga utang. Jika nilainya defisit, artinya pemerintah masih membayar bunga utang dari penarikan utang yang dilakukan.

"Untuk anggaran keseluruhan tahun depan dipastikan masih ekspansif karena pengeluaran masih lebih tinggi dari penerimaan, tapi defisit akan berkurang," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Achmad Aris
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper