Bisnis.com, JAKARTA -- Indeks Harga Konsumen Juni 2018 tercatat mengalami inflasi sebesar 0,59% dengan pemicu utama tarif angkutan udara
Adapun inflasi tahun kalender mencapai 1,9% dan inflasi tahunan sebesar 3,12%.
Dari pemantauan Badan Pusat Statistik (BPS) di 82 kota, semua kota di Indonesia mengalami inflasi. Inflasi tertinggi tercatat di Tarakan dengan besarn 2,71% dan inflasi terendah di Medan serta Pekanbaru yang sebesar 0,01%.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan inflasi yang bertepatan dengan Hari Raya Idulfitri ini merupakan inflasi yang lebih rendah dibandingkan dengan periode yang sama pada 2017 dan 2016, yang mencapai masing-masing 0,69%.
"Yang menyebabkan inflasi 0,59% yaitu kelompok transportasi, komunikasi, jasa keuangan, serta bahan makanan," ungkapnya dalam konferensi pers, Senin (2/7/2018).
Dalam catatan BPS, inflasi bahan makanan mencapai sebesar 0,19%. Komoditasnya antara lain ikan segar dengan andil 0,08%, yang disebabkan oleh cuaca buruk di perairan Indonesia Timur sehingga nelayan tidak berani melaut dan berujung pada menipisnya suplai.
Komoditas lain yaitu daging ayam ras dengan andil 0,03%. Menurut Suhariyanto, hal ini wajar karena permintaan setiap Lebaran selalu meningkat.
Peningkatan permintaan terlihat di 61 kota di seluruh Indonesisa
"Tapi kontribusinya sebesar 0,03%, relatif terkendali ," ujarnya.
Selain itu, BPS mencatat komoditas daging sapi, kacang panjang, cabai rawit, bawang merah, dan kelapa mengalami inflasi dengan andil tipis sebesar 0,01%.
Penurunan harga bahan makanan terjadi di beberapa komoditas antara lain telur ayam ras dan cabai merah dengan andil deflasi sebesar 0,03%. Adapun beras dan bawang berkontribusi 0,01%.
Penyebab inflasi pada Juni 2018 dipicu oleh kenaikan inflasi harga yang diatur pemerintah yaitu tarif angkutan udara yang mengalami inflasi hingga 0,15%. Suhariyanto menerangkan pemicunya adalah hari libur yang panjang serta ritual pulang kampung yang menyebabkan permintaan tiket pesawat meningkat.
Selanjutnya, tarif angkutan antar kota mengalami inflasi sebesar 0,08% dan kereta api sebesar 0,01%.
"Inflasi Juni 2018 terutama disebabkan inflasi administered prices sebesar 1,38% dengan andil 0,28%," lanjutnya.
Secara umum, Suhariyanto menilai inflasi pada Lebaran 2018 cukup terkendali. Pasalnya, pemerintah dan Bank Indonesia (BI) sudah melakukan antisipasi menghadapi Lebaran.
Ke depannya, BPS mengingatkan untuk mewaspadai kemungkinan tingginya inflasi pada Desember 2018 yang bertepatan dengan libur Natal dan Tahun Baru.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel