Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nilai Tukar Rupiah Melemah, Apindo Imbau Masyarakat Jangan Panik

Pelaku usaha berpendapat dalam menghadapi pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat penting dijaga agar masyarakat tidak panik.
Petugas jasa penukaran valuta asing memeriksa lembaran mata uang rupiah dan dollar AS di Jakarta, Senin (2/7/2018)./ANTARA-Puspa Perwitasari
Petugas jasa penukaran valuta asing memeriksa lembaran mata uang rupiah dan dollar AS di Jakarta, Senin (2/7/2018)./ANTARA-Puspa Perwitasari
Bisnis.com, JAKARTA--Pelaku usaha berpendapat dalam menghadapi pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat penting dijaga agar masyarakat tidak panik.
 
Hariyadi Sukamdani, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), mengatakan menurutnya kondisi rupiah yang kembali tertekan bukan berarti kondisi ekonomi sedang kritis. Hal ini disebabkan saat ini fluktuasi nilai tukar lebih disebabkan oleh faktor eksternal.
 
"Yang harus dikendalikan adalah jangan sampai masyarakat panik karena menurut saya ini bukan karena faktor fundamental seperti krisis 1998. Ini yang harus disadari," katanya seusai menemui Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di Jakarta, Selasa (3/7/2018).
 
Kendati demikian, bukan berarti kondisi pelemahan rupiah ini dibiarkan. Seluruh pihak harus bekerjasama untuk memperbaiki kondisi ini, salah satunya melalui peningkatan ekspor, mendorong pariwisata, serta menarik lebih banyak investasi asing.
 
"Hal-hal itu enggak boleh dikendorkan, harus dikejar karena pemupukan cadev penting. Impor juga harus dikendalikan, neraca dagang harus diupayakan surplus," ujarnya.
 
Menurutnya, hal-hal tersebut bisa diupayakan dalam jangka pendek. Hariyadi mencontohkan kebijakan di sektor perikanan yang diambil oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan bisa meningkatkan kinerja industri secara cepat.
 
Selain itu, dari industri pengolahan kakao, pemerintah bisa meningkatkan ekspor dengan menjamin ketersediaan bahan baku untuk industri dalam negeri. Dia juga menilai perjanjian dagang yang belum selesai, bukan menjadi hambatan peningkatan kinerja ekspor karena masih banyak industri yang belum memaksimalkan ekspornya.
 
"Jadi, menurut saya ini bukan hal yang tidak mungkin karena infrastrukturnya sudah ada, untuk menggenjot ekspor tidak begitu repot," jelas Hariyadi.
 
Sementara itu,kurs JISDOR Bank Indonesia menunjukkan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berada di level Rp14.418 per US$1, naik dari kemarin yang berada di level Rp14.331.
 
Bank Sentral pada minggu lalu telah menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin menjadi 5,25% sebagai upaya menahan pelemahan rupiah yang lebih lanjut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper