Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintah Perkirakan Neraca Perdagangan Juni Akan Defisit

Bisnis.com, JAKARTA Pemerintah menilai neraca perdagangan pada Juni 2018 ini belum akan mengalami surplus sebagaimana yang diproyeksi Bank Indonesia.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution memberikan keterangan pers usai kegiatan halalbihalal di Graha Sawala, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kamis (21/7/2018) | Ipak Ayu H.N
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution memberikan keterangan pers usai kegiatan halalbihalal di Graha Sawala, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kamis (21/7/2018) | Ipak Ayu H.N

Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah menilai neraca perdagangan pada Juni 2018 ini belum akan mengalami surplus sebagaimana yang diproyeksi Bank Indonesia.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan ekspor komoditas atau nonmigas belum mampu membalikkan dari neraca yang defisit.

"Ini masalah perjuangan kita, saya rasa belum jika dilihat dari total ekspor dan impor karena migas itu perdagangannya defisit," katanya, Rabu (11/7/2018).

Sebelumnya, Bank Indonesia menegaskan peluang surplus neraca perdagangan di atas US$1 miliar pada Juni 2018 masih terbuka lebar.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menuturkan perkiraaan sebelumnya sebesar US$900 juta merupakan hasil dari pengumpulan data di minggu pertama dan kedua bulan Juni.

"Ini bisa lebih tinggi dari US$1 miliar," ungkap Perry.

Dengan data ini, BI akan mengkalkulasi kembali perhitungan defisit transaksi berjalan pada kuartal II/2018.

Kendati demikian, Perry menegaskan bank sentral telah melihat adanya potensi pelebaran defisit pada kuartal kedua kali ini yang dipengaruhi oleh faktor musiman.

Defisit transaksi berjalan tersebut dapat menyempit pada kuartal selanjutnya. Dengan demikian, dia menegaskan BI tetap melihat defisit transaksi berjalan tidak akan melampaui 2,5%.

Sebelumnya, BI memperkirakan defisit transaksi berjalan akan mencapai 2,3% pada tahun ini, lebih tinggi dari perkiraan awal sebesar 2,1%.

"Kami proyeksi 2,3%, sehingga net external demand-nya khusus konsumsi itu 4,9%, membuat [PDB] growth tidak bisa 5,3%," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Achmad Aris
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper