Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

APBN 2018: Penerimaan Pajak Diproyeksi Tak Capai Target

Dalam prognosis outlook Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018, penerimaan pajak non migas diperkirakan berada di posisi Rp1.270,3 triliun atau hanya 91,7% dari target yang sebesar Rp1385,1 triliun.
Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan paparan dalam konferensi pers terkait APBN di Jakarta, Selasa (17/7/2018)./JIBI-Felix Jody Kinarwan
Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan paparan dalam konferensi pers terkait APBN di Jakarta, Selasa (17/7/2018)./JIBI-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA – Realisasi penerimaan pajak diperkirakan tak mencapai target. Dalam prognosis outlook Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018, penerimaan pajak non migas  diperkirakan berada di posisi Rp1.270,3 triliun atau hanya 91,7% dari target yang sebesar Rp1385,1 triliun.

Kinerja penerimaan tersebut dipengaruhi oleh penerimaan PPh nonmigas yang mencapai Rp705,7 triliun atau 86,3% dari target dalam APBN yang mencapai Rp816,9 triliun.

Adapuun untuk PPN, pemerintah memperkirakan realisasinya akan melebihi target APBN. Pada tahun ini, realisasi penerimaan PPN diperkirakan mencapai Rp564,6 triliun atau 104,2% dari target APBN yang senilai Rp541,8 triliun.

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengakui bahwa risiko kurang pajak tahun ini masih cukup terbuka, tapi shortfall di penerimaan pajak tersebut diperkirakan ditutup oleh penerimaan dari bea dan cukai serta Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).

“Dari situ, pendapatan sebenarnya masih sesuai dengan yang direncanakan,” ujarnya di Jakarta, Selasa (17/7/2018).

Meski terjadi shortfall, mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini mengungkapkan realisasi penerimaan pajak pada semester I/2018 yang telah mencapai 40% menunjukan adanya perbaikan perekonomian. Apalagi, jika melihat secara sektoral, penerimaan per sektornya menunjukan pertumbuhan di atas dua digit.

Pertambangan misalnya, penerimaannya naik hingga 79,71%. Namun, jika dibandingkan dengan bulan-bulan sebulannya, sektor manufaktur yang kontribusinya ke penerimaan sebesar 30%, justru tumbuh melambat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Edi Suwiknyo
Editor : Annisa Margrit

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper