Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI Proyeksi Inflasi Juli 0,25%

Survei pemantauan harga yang dilakukan Bank Indonesia di beberapa kota menunjukkan laju inflasi Juli tetap terkendali. Inflasi minggu keempat Juli berada di kisaran 0,25% (month to month/mtm).
Ilustrasi: Pekerja mengambil telur di kandang ayam di Cipedes, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Senin (25/9)./ANTARA-Adeng Bustomi
Ilustrasi: Pekerja mengambil telur di kandang ayam di Cipedes, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Senin (25/9)./ANTARA-Adeng Bustomi

Bisnis.com, JAKARTA--Survei pemantauan harga yang dilakukan Bank Indonesia di beberapa kota menunjukkan laju inflasi Juli tetap terkendali. Inflasi minggu keempat Juli berada di kisaran 0,25% (month to month/mtm).

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara mengatakan jika dibandingkan dengan periode Lebaran plus satu bulan 2015-2017, inflasi minggu keempat Juli cukup terkendali.

Dari periode 2015 -- 2017, inflasi Lebaran plus 1 yang tertinggi itu 0,39% dan terendah 0,2%.

"Jadi sebenarnya di bawah dari titik tertinggi. Memang ada kenaikan tetapi dibandinkan pada survei minggu pertama," ujar Mirza di Gedung BI, Jumat (27/7/2018).

Dari survei minggu keempat tersebut, inflasi tahun kalender sebesar 2,15% (year to date/ytd) dan tahunannya sebesar 3,16% (year on year/yoy).

Adapun, pemicu inflasi Juli 2018 ini berasal dari bahan pangan, antara lain telur ayam ras yang naik 14% (mtm), daging ayam ras 6,9% (mtm) dan cabe rawit 19% (mtm).

Sementara itu bahan pangan yang mengalami deflasi antara lain daging sapi sebesar 1,35%, bawang putih 4,7%, dan cabai merah sebesar 6,6%.

Beras, kata Mirza, tercatat stabil dengan harga yang mengalami deflasi sebesar 0,03%.

Dari proyeksi tahunan inflasi sebesar 3,16%, Mirza menegaskan BI melihat persentase inflasi tersebut cukup aman karena sesuai dengan sasaran 2,5% -- 3,5%.

Namun, dia mengingatkan angka tersebut hanya survei BI. Persentase laju inflasi dari Indeks Harga Konsumen (IHK) Juli baru akan diumumkan BPS pada 1 Agustus 2018.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Hadijah Alaydrus
Editor : Saeno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper