Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jokowi: Negara Butuh Dolar

Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali menggelar rapat lanjutan untuk membahas strategi meningkatkan cadangan devisa Indonesia.
Presiden Joko Widodo memimpin rapat terbatas terkait upaya peningkatan cadangan devisa Indonesia di Istana Bogor, Selasa (31/7)./JIBI-Amanda Kusumawardhani
Presiden Joko Widodo memimpin rapat terbatas terkait upaya peningkatan cadangan devisa Indonesia di Istana Bogor, Selasa (31/7)./JIBI-Amanda Kusumawardhani

Bisnis.com, BOGOR - Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali menggelar rapat lanjutan untuk membahas strategi meningkatkan cadangan devisa Indonesia.

Dalam rapat terbatas yang digelar di Istana Bogor, Presiden Jokowi menekankan kebutuhan prioritas Indonesia adalah mendatangkan dolar sebanyak-banyaknya ke Indonesia. Pasalnya, penguatan cadangan devisa dibutuhkan untuk meningkatkan daya tahan ekonomi Indonesia dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi global.

"Saya minta dua hal utama yg perlu diperhatikan yaitu pengendalian impor dan peningkatan ekspor," katanya, Selasa (31/7/2018).

Untuk itu, Jokowi meminta segera ada implementasi terkait kebijakan mandatori pemakaian biodiesel karena berdasarkan perhitungannya, penghematannya cukup signifikan. Tak hanya itu, Jokowi juga ingin mengevaluasi detail impor barang supaya dapat segera diklasifikasikan mana impor yang strategis dan impor yang tidak strategis.

"Kita setop dulu [impor] atau kurangi atau hentikan," tukasnya.

Jokowi juga sempat menyinggung mengenai urgensi percepatan implementasi tingkat kadungan dalam negeri (TKDN) dan pertumbuhan industri barang substitusi impor guna menekan laju impor di Tanah Air. Khusus untuk ekspor, dia menegaskan bahwa Indonesia harus memiliki strategi detail produk-produk yang harus diperkuat dan fokus melihat kendala eksportir di negara tujuan.

"Situasi negara saat ini butuh dolar, karena itu saya minta seluruh kementerian/lembaga serius, tidak ada main-main menghadapi ini. Saya gak mau lagi bolak balik rapat, tapi implementasi gak berjalan baik," ujarnya.

Mengutip data Bank Indonesia, posisi cadangan devisa Indonesia per April 2018 tercatat US$124,9 miliar, turun dari capaian Maret 2018 yakni US$126 miliar.

Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 7,7 bulan impor atau 7,4 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

Menurut Bank Indonesia, penurunan cadangan devisa pada April 2018 terutama dipengaruhi oleh penggunaan devisa untuk pembayaran utang luar negeri pemerintah dan stabilisasi nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper