Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Turki-AS Memanas, Lira Kian Tertekan

Nilai tukar lira kian tertekan saat memanasnya hubungan Turki dengan Amerika Serikat (AS) menambah kekhawatiran investor seputar ketidakmampuan pihak otoritas negara beribukota Ankara tersebut untuk mengatasi inflasi.
Mata uang Lira/istimewa
Mata uang Lira/istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar lira kian tertekan setelah memanasnya hubungan Turki dengan Amerika Serikat (AS) menambah kekhawatiran investor atas ketidakmampuan pihak otoritas negara beribukota Ankara tersebut dalam mengatasi inflasi.

Berdasarkan data Bloomberg, kurs lira terpantau melorot 2,49% ke level 5,41 per dolar AS hari ini, Kamis (9/8/2018), pukul 14.09 WIB. Tekanan yang dialami lira berkelanjutan setelah berakhir melemah 0,96% di posisi 5,27 per dolar AS pada Rabu (8/8).

Semakin banyak saja pelaku pasar yang menjual mata uang ini dibandingkan dengan yang membelinya. Lira pun mencatatkan kinerja terburuk pada kuartal ini di antara mata uang utama lainnya menurut data global Bloomberg.

Sentimen terhadap Turki memburuk setelah seorang pejabat pemerintah AS mengungkapkan bahwa delegasi Turki telah menolak berkomitmen untuk melepaskan seorang pendeta asal AS yang ditahan.

Hal tersebut dikhawatirkan dapat meningkatkan prospek pertikaian diplomatik, yang telah berdampak pada aset-aset milik Turki.

Sebelumnya, merebak spekulasi jika delegasi Turki yang bertemu dengan Wakil Menteri AS John Sullivan pada Rabu (8/8) waktu setempat akan mengupayakan jalan keluar dari kebuntuan, setelah AS pekan lalu menjatuhkan sanksi untuk dua pejabat pemerintahan Presiden Recep Tayyip Erdogan.

Pemerintah AS menuding Menteri Kehakiman Abdulhamit Gut dan Menteri Dalam Negeri Suleyman Soylu terlibat dalam penangkapan dan penahanan Pendeta Andrew Brunson. Seperti diberitakan, Brunson telah ditahan pemerintah Turki karena dugaan upaya kudeta pemerintahan di negara tersebut dua tahun lalu.

Kurs lira pun melemah akibat isu ini. Sejumlah investor mengkhawatirkan jika pemerintah AS akan melancarkan lebih banyak sanksi kecuali Brunson dilepaskan dari tahanan. Persoalan ini turut menambah tekanan pada bank sentral Turki untuk menaikkan suku bunga serta mencegah harga merangkak lebih tinggi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper