Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Lira Tersungkur, Erdogan: “Kita Punya Tuhan”

Berpidato di depan para pendukungnya di provinsi Rize, pantai Laut Hitam, pada Kamis malam (9/8/2018) waktu setempat, Erdogan menepis kekhawatiran tentang pelemahan mata uang tersebut.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan/Reuters
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menepis segala kekhawatiran atas nilai tukar lira yang terus melemah.

Berpidato di depan para pendukungnya di provinsi Rize, pantai Laut Hitam, pada Kamis malam (9/8/2018) waktu setempat, Erdogan menepis kekhawatiran tentang pelemahan mata uang tersebut.

“Ada berbagai kampanye [terkait pelemahan lira] yang sedang dilakukan. Jangan pedulikan itu,” kata Erdogan, dikutip Reuters, Jumat (10/8/2018).

“Jangan lupa, jika mereka [Amerika Serikat] memiliki dolar, kita punya masyarakat kita, Tuhan kita. Kita telah bekerja keras. Bandingkan kita 16 tahun lalu dan yang sekarang,” ujarnya lantang.

Terlepas dari upayanya menenangkan pasar, kurs lira tetap merosot dan terpantau tersungkur 7,62% ke level 5,97 per dolar AS hari ini pukul 15.09 WIB, setelah berakhir merosot 5,15% di posisi 5,55 per dolar AS pada Kamis (9/8), berdasarkan data Bloomberg.

Mata uang lira Turki bertambah melemah sekaligus mencatat rekor terendah barunya setelah pertemuan antara delegasi Turki dan pejabat pemerintahan AS di Washington pada Rabu (8/8) waktu setempat, berujung tanpa solusi.

Delegasi Turki dikabarkan telah menolak berkomitmen untuk melepaskan seorang pendeta asal AS bernama Andrew Brunson yang ditahan karena tuduhan keterlibatan upaya kudeta yang gagal pada tahun 2016 di Turki.

Penahanan Brunson akhirnya diganjar pemberian sanksi oleh pemerintah AS terhadap dua pejabat pemerintahan Turki. AS menuding Menteri Kehakiman Abdulhamit Gut dan Menteri Dalam Negeri Suleyman Soylu terlibat dalam penangkapan dan penahanan Brunson.

Sejumlah investor mengkhawatirkan jika pemerintah AS akan melancarkan lebih banyak sanksi kecuali Brunson dilepaskan dari tahanan. Persoalan ini pun menambah kekhawatiran investor atas ketidakmampuan pihak otoritas negara beribukota Ankara tersebut dalam mengatasi inflasi.

Aksi jual terhadap lira sebelumnya telah dipicu kekhawatiran investor atas kebijakan Erdogan yang memprioritaskan pertumbuhan alih-alih pengendalian inflasi.

Erdogan, yang menyebut dirinya “musuh suku bunga” menginginkan bank-bank meminjamkan kredit murah untuk memicu pertumbuhan. Namun, investor mengkhawatirkan langkah ini justru akan menyebabkan ekonomi terlalu panas.

Mereka juga mengkhawatirkan kemampuan bank sentral negara tersebut untuk mengendalikan inflasi double-digit di tengah keinginan Erdogan untuk suku bunga yang lebih rendah.

Pekan lalu, Erdogan meminta warga Turki untuk mengubah hard currency (mata uang dari negara-negara industri maju yang umumnya bersifat lebih stabil dan kuat) dan emas mereka menjadi lira demi menopang lira.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper