Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemahaman Rendah, Perkembangan Dana Pensiun Kecil Kurang Menggembirakan

Perkembangan dana pensiun kecil di Indonesia dinilai kurang menggembirakan karena tingkat pemahaman pengelolanya masih terbilang rendah. 
Dana pensiun/Istimewa
Dana pensiun/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Perkembangan dana pensiun kecil di Indonesia dinilai kurang menggembirakan karena tingkat pemahaman pengelolanya masih terbilang rendah. 

Direktur Eksekutif Asosiasi Dana Pensiun Indonesia (ADPI) Bambang Sri Muljadi mengatakan dana pensiun (dapen) seperti itu umumnya memiliki aset rata-rata di bawah Rp200 miliar dan berlokasi di daerah.

Dari sisi pengelolaan aset, dapen kecil kurang mendapat informasi mengenai banyak hal. Misalnya, masih ada dapen yang belum memenuhi ketentuan investasi Surat Berharga Negara (SBN).

Menurutnya, hal ini terjadi karena pengelola belum begitu paham mengenai hal itu. Padahal, ketika dapen tidak bisa mengalokasikan ke SBN pun ada alternatif lain.

“Kalau SBN kan bisa diganti dengan obligasi korporasi atau reksadana. Cuma informasinya tidak sampai ke [dapen] yang kecil-kecil,” terang Bambang kepada Bisnis, belum lama ini.

Selain itu, dapen kecil umumnya juga memiliki risiko likuiditas dan tidak dapat mengalihkan investasinya ke portofolio lainnya.

Persoalannya, lanjutnya, sekarang dapen kecil berorientasi menginvestasikan dana kelolaannya ke deposito Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Alasannya, deposito BPR memiliki bunga yang tinggi sehingga dianggap lebih menguntungkan.

“Padahal, deposito BPR itu risikonya tinggi. Tolong ketentuan LPS [Lembaga Penjamin Simpanan] harus ditaati. Tidak melebihi bunga penjaminan LPS, supaya ada risiko penggantian,” ujar Bambang.

ADPI menilai persoalan ini terjadi bukan karena sosialisasi yang kurang. Pasalnya, informasi mengenai hal ini sudah disampaikan melalui berbagai platform termasuk surat elektronik.

“Mungkin tidak terbaca. Atau mungkin tahu tetapi tidak bisa melaksanakannya,” tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dika Irawan
Editor : Annisa Margrit

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper